Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Depresiasi Rupiah Hanya Pengaruhi Utang RI yang Jatuh Tempo

Depresiasi Rupiah Hanya Pengaruhi Utang RI yang Jatuh Tempo Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS dari 1 Januari hingga 1 Maret 2018 telah terdepresiasi 8,3 persen. Meski begitu, Pemerintah dan BI mengaku belum mengkhawatirkan dampak pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap besaran nilai utang luar negeri.

Direktur Strategi dan Portfolio Utang Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengatakan, depresiasi rupiah hanya mempengaruhi utang valuta asing (valas) yang jatuh tempo tahun ini.

Adapun utang jatuh tempo pemerintah pada tahun ini sebesar Rp390 triliun. Sementara total keseluruhan utang pemerintah hingga akhir Februari 2018 sebesar Rp4.034,8 triliun.

"Kurs di APBN kan Rp13.400 rata-ratanya, kan enggak dikenakan di seluruh utang. Berapa yang jatuh tempo saja," ujar dia di kompleks perkantoran BI, Jakarta, Kamis (15/3/2018).

Dalam asumsi makro APBN 2018, pemerintah mematok nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sebesar Rp13.400 per Dolar AS. Sementara kurs Rupiah terhadap Dolar AS dalam beberapa hari ini berada di level Rp13.700, bahkan nyaris menyentuh Rp13.800 per Dolar AS. "Kurs Rp13.700-an, penyesuaian posisi pelaku pasar dan diharapkan ke depan lebih stabil," katanya.

Sementara itu, Direktur Departemen Statistik BI Tutuk S Cahyono mengungkapkan, Bank Sentral sudah mengingatkan debitur atau korporasi swasta untuk mengelola utang secara hati-hati.

Menurut BI, lebih dari 90 persen dari total korporasi peminjam valas sudah mematuhi peraturan prinsip kehati-hatian. Salah satu caranya dengan menerapkan lindung nilai (hedging). "Utang ini dikelola secara hati-hati dan secara terukur," katanya.

Sebagai informasi, hingga akhir Januari 2018, secara total utang luar negeri tembus US$357,5 miliar. Adapun total utang tersebut terbagi menjadi utang pemerintah dan bank sentral sekitar US$183,4 miliar dan utang swasta sebesar US$174,2 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: