Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laporan IEA Dorong Minyak Dunia Naik Tipis

Laporan IEA Dorong Minyak Dunia Naik Tipis Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, New York -

Harga minyak dunia berakhir naik tipis dalam perdagangan berfluktuasi pada Jumat (16/3/2018) pagi WIB, setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak global diperkirakan akan meningkat tahun ini, namun memperingatkan bahwa pasokan tumbuh lebih cepat.

Harga-harga minyak mencatat kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, dengan patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik 0,23 dolar AS menjadi menetap di 61,19 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk penyerahan Mei naik 0,23 dolar AS menjadi ditutup pada 65,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Meningkatnya permintaan minyak global, seiring dengan pengurangan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), telah membantu menjaga harga minyak di atas 60 dolar AS per barel.

IEA mengatakan permintaan minyak mentah global akan meningkat tahun ini, yang "menenangkan" para investor, kata Phillip Streible, analis pasar senior pada RJO Futures di Chicago.

Namun, IEA juga mencatat pasokan sedang meningkat, sehingga membatasi kenaikan harga minyak mentah. IEA percaya pasokan non-OPEC, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, akan tumbuh sebesar 1,8 juta barel per hari tahun ini, sementara permintaan akan tumbuh sekitar 1,5 juta barel per hari.

Kenaikan yang tak henti-hentinya dalam produksi minyak mentah AS telah membayangi pasar, karena produksi mencapai rekor lain minggu lalu di 10,38 juta barel per hari.

OPEC pada Rabu (14/3) menaikkan perkiraannya untuk pasokan minyak non-anggota tahun ini hampir dua kali lipat pertumbuhan yang diprediksi empat bulan lalu.

OPEC dan produsen lainnya yang dipimpin oleh Rusia mulai mengurangi pasokan pada Januari 2017 untuk menghapus kelebihan pasokan minyak mentah global yang telah menumpuk sejak 2014. Namun langkah ini agak diimbangi dengan melonjaknya produksi minyak mentah AS.

Harga-harga minyak melambung setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap individu dan kelompok Rusia, termasuk dinas intelijen Moskow dan sebuah organisasi propaganda Rusia.

"Ketegangan yang memanas antara Barat dan Rusia meningkatkan potensi penurunan arus perdagangan dan aktivitas ekonomi, yang akan mengurangi pertumbuhan permintaan energi," kata John Kilduff, mitra pada manajer investasi Again Capital di New York.

Harga-harga didukung pada pagi hari oleh sebuah kenaikan di Wall Street, namun saham-saham AS mundur untuk sepanjang hari. Dow Jones Industrial Average masih naik sekitar 0,5 persen, namun S&P 500 sedikit lebih rendah.

Baru-baru ini, minyak mentah berjangka telah bergerak selaras dengan ekuitas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: