Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Sistem Keamanan BRI Bobol?

Kenapa Sistem Keamanan BRI Bobol? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus hilangnya uang sejumlah nasabah di rekening BRI menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat. Pertanyaan yang paling sering muncul adalah: kenapa sistem keamanan bank sebesar BRI bisa bobol?

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan sistem teknologi informasi (IT) perbankan di Indonesia masih sangat lemah. Ia mengatakan sudah sejak lama pihaknya menerima pengaduan masyarakat terkait kasus raibnya uang nasabah.

"Kasus-kasus seperti ini membuktikan sistem IT perbankan kita lemah," katanya di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Mengingatkan (Lagi) Praktik Pembobolan ATM dengan Skimming

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengakui kejahatan skimming masih sering terjadi di Indonesia. Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati atas penyadapan data pribadi yang dapat mengancam pengurangan saldo rekening.

"Hal-hal kecil seperti itu sering terjadi. Itu akan kami perbaiki ke depannya," ujarnya.

Baca Juga: Tidak Ingin Jadi Korban Skimming? Terapkan 7 Tips Berikut

Tentu saja, bukan hanya BRI yang bisa dibobol oleh tindak kejahatan skimming karena semua bank di Indonesia mengalami ancaman serupa. Salah satu alasan tindak kejahatan ini menyasar BRI karena jumlah ATM BRI yang cukup banyak di Indonesia. Per Juni 2017 lalu, BRI memiliki jumlah ATM sebanyak 24.802 mesin atau yang terbanyak di kelompok bank BUMN.

Direktur Digital Banking dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengatakan metode skimming bisa mengancam semua bank.

"Pembobolan skiming ini kejahatan yang sudah umum terjadi dan bukan kejahatan baru. Bisa saja menimpa bank lain tidak hanya BRI," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: