Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Donald Trump Jadi Viral di Afghanistan

Donald Trump Jadi Viral di Afghanistan Kredit Foto: AP/Via Japan Times
Warta Ekonomi, Kabul -

Ketika istri Asadullah Poya melahirkan anak ketiga mereka di sebuah desa kecil di pedesaan Afghanistan, Poya langsung memikirkan Donald Trump.

Bukan Donald Trump seorang politisi pemula, yang saat itu berada di puncak kampanye kepresidenan di 2016, tapi Donald Trump selebriti yang juga pengusaha. Baru-baru ini dia membaca terjemahan buku karangan Trump yang berjudul, Trump: How to Get Rich, yang diterbitkan pada tahun 2004 oleh eks bintang The Apprentice tersebut.

"Saya mencintai kepribadiannya. Saya pikir dia yang terbaik di bidang ekonomi dan dia hebat dalam dunia politik," tutur Poya, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Jumat (16/3/2018).

"Saya pikir Trump adalah orang yang hebat.' Saya menyukai cara dia memutuskan bahwa dia menginginkan sesuatu dan kemudian dia pergi dan mendapatkannya," tambahnya.

Jadi, ketika bayinya lahir ke dunia pada bulan Agustus 2016, dan dia melihat bahwa anak laki-laki itu memiliki rambut pirang yang tidak biasa dimiliki oleh anak-anak Afghanistan, dia menamainya dengan Donald Trump, dengan harapan hal itu akan memberikan keberuntungan bagi anaknya.

Orangtua Poya sendiri sangat marah karena anaknya telah memberi cucu mereka dengan nama non-Muslim. Imam masjid desa di mana Poya dan anaknya tinggal juga mengabdikan khotbah Jumat untuk perkara tersebut, dengan menyebutkan pemberian nama itu sebagai sebuah penghinaan. Oposisi tidak banyak berurusan dengan politik Presiden Trump, namun dengan keputusan untuk memutuskan hubungan dengan tradisi dan memberi nama anak laki-laki tersebut untuk seorang non-Muslim.

"Setiap hari situasinya memburuk," tutur Poya.

"Setiap hari di rumah, ketika saya memanggil anak saya Trump, ayah saya menjadi semakin marah dan marah, sampai akhirnya ayah saya tidak dapat mentolerirnya lagi," ungkapnya.

Saat itulah Poya memutuskan untuk berkemas dengan keluarganya, dan memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai pengajar dan pertanian keluarganya, dan pindah ke Kabul. Poya dan anak-anaknya termasuk Donald Trump, kakak perempuannya Fatima dan saudaranya Karim sekarang tinggal di sebuah rumah sederhana bertingkat yang mereka bagikan dengan tuan tanah mereka.

Namun, lagi-lagi Donald Trump kecil juga tidak disukai di ibu kota Afghanistan. Pada hari Kamis, lima tetangga mendekati tuan tanah tersebut dan meminta agar dia mengusir Poya, dengan memanggilnya seorang "kafir" karena tidak memberi anaknya sebuah nama Muslim. Warga lainnya menuduh Poya menamai anaknya Donald Trump untuk meningkatkan peluangnya dalam mendapatkan suaka di Amerika Serikat. Di jalur kampanye, Trump menyerukan agar larangan terhadap Muslim memasuki AS, tapi bagaimana dengan seorang pengungsi Muslim bernama Donald Trump?

Poya menegaskan bahwa dia tidak ingin meninggalkan negara tersebut, dan bahwa dia tidak pernah menginginkan nama anaknya menjadi berita. Dia juga mengatakan seorang pejabat pemerintah daerah di distrik di mana dia mendaftarkan nama anaknya memasang kartu identitas anaknya di Facebook.

Donald Trump membuat akhirnya viral media sosial. Poya juga mengatakan bahwa dia dan istrinya harus memblokir halaman Facebook mereka setelah mereka menerima komentar dan ancaman kepada keluarganya. Seorang pengguna Facebook mengatakan empat pria akan datang untuk membunuh Payo, sementara yang lain memanggilnya seorang kafir atau ateis, tuduhan fatal di negara Muslim yang notabene konservatif.

"Tapi nama adalah sebuah nama," tutur Poya. Jika Donald Trump ingin mengganti namanya saat dia beranjak dewasa, ayahnya mengatakan dia bebas melakukannya.

"Tapi sekarang ini adalah keputusan saya, dan saya telah memutuskan bahwa nama anak saya adalah Trump," tegasnya.

Dia masih suka dengan nama anaknya yang terinspirasi oleh presiden Amerika Serikat, dan mengatakan bahwa dia akan senang bertemu Presiden Trump suatu hari nanti.

"Saya ingin bertemu dengannya dan berbicara dengannya dan memberi tahu dia agar membawa perdamaian dan stabilitas bagi Afghanistan," tutur Poya.

"Dia adalah presiden A.S, dia bisa melakukannya."

Tidak terpengaruh oleh kontroversi dengan nama putranya yaitu Donald Trump, Poya mengatakan bahwa jika dia memiliki anak keempat teranyata adalah seorang perempuan, Poya bahkan ingin menamainya dengan nama putri Presiden Trump, yakni Ivanka Trump.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: