Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tuyul Itu Bernama Skimming

Tuyul Itu Bernama Skimming Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sudah sering terjadi kasus dana nasabah yang disimpan di perbankan hilang secara misterius. Nasabah bingung, apakah dana tersebut hilang karena kesalahan sistem atau ada oknum yang mengutip uang tersebut. Hingga akhirnya muncul istilah: ada tuyul di ATM.

Teranyar, ada 87 nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Kediri, Jawa Timur, yang tiba-tiba menerima informasi pesan singkat bahwa saldo mereka berkurang antara Rp500 ribu hingga Rp10 juta. Padahal, mereka sama sekali tidak melakukan transaksi perbankan. Tercatat, sebanyak 33 orang merupakan nasabah BRI Unit Ngadiluwih dan 54 orang merupakan nasabah BRI Unit Purwokerto.

Usut punya usut, puluhan nasabah tersebut ternyata merupakan korban kasus skimming. Di Indonesia kasus skimming sudah banyak terjadi yang melibatkan jaringan penjahat internasional. Dalam kurun waktu 2011 hingga 2017, kasus pembobolan ATM dengan skimming terus meningkat. Pada tahun 2015 saja, di Indonesia terjadi sekitar 1.549 kasus skimming atau 1/3 dari kasus skimming di dunia.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengakui kejahatan skimming bukan merupakan tindak kejahatan yang baru di Indonesia. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati atas penyadapan data pribadi yang dapat mengancam pengurangan saldo rekening.

"Hal-hal kecil seperti itu sering terjadi. Itu akan kami perbaiki ke depannya," ujarnya.

Sebenarnya, bagaimana sistem kerja kejahatan skimming? Pembobolan ATM dengan praktik skimming dilakukan dengan memasang alat skimming untuk memindai data yang terdapat pada pita magnetik atau magnetic stripe pada kartu ATM saat nasabah memasukan kartu ke lubang ATM. Alat tersebut digunakan untuk menggandakan data dalam pita magnetik yang terdapat pada kartu kredit maupun ATM secara ilegal.

Selain menggunakan alat skimmer, pelaku memasang spy camera (kamera pengintai) di dekat mesin ATM untuk mendapatkan informasi PIN kartu ATM yang nasabah tekan di pinpad ATM.

Dari data tersebut, pelaku bisa menggandakan nomor kartu debit ke kartu baru. Caranya adalah melakukan penggandaan kartu baru dengan data magnetik dari kartu korban, baik menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras pembaca kartu. Seiring pesatnya kemajuan teknologi, saat ini telah beredar jenis skimmer yang dilengkapi kemampuan membaca kode PIN kartu ATM. Hebatnya lagi, skimmer jenis ini bisa langsung mengirimkan data-data yang didapat melalui SMS (short message service) pada pelaku.

Pembobolan karu ATM nasabah melalui teknik skimming pertama kali teridentifikasi pada 2009 lalu di ATM Citibank, Woodland Hills, California. Pada saat itulah, diketahui teknik skimming dilakukan mengggunakan alat yang ditempelkan pada slot mesin ATM (tempat memasukkan kartu ATM) dengan alat yang dikenal dengan nama skimmer. Modus operasi tersebut adalah meng-kloning data dari magnetic srtripe yang terdapat pada kartu ATM milik nasabah.

Di Indonesia sendiri, kasus skimming pertama kali muncul pada tahun 2009. Dengan jumlah pengguna ATM di Indonesia yang mencapai 143,1 juta dan nilai transaksi ATM mencapai Rp3.526 triliun per Juli 2017, Indonesia menjadi sasaran empuk bagi kejahatan skimming. Terlebih lagi, bila sistem keamanan ATM masih rendah dan pengetahuan nasabah mengenai cara bertransaksi yang aman masih kurang.

Lolos dari Tuyul Digital

Direktur Digital Banking dan Teknologi BRI Indra Utoyo menjelaskan salah satu cara lolos dari kejahatan skimming adalah dengan tidak memberikan data pribadi kepada orang lain yang tak dikenal. Ia mengimbau untuk tidak memberikan PIN, password, dan data pribadi‎ lain baik melalui SMS, telepon, dan media lainnya.

"BRI meminta nasabah dan masyarakat umum untuk tidak panik dan lebih bijak dalam menanggapi berita yang berkembang yang sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan. BRI bertanggung jawab jika ada nasabah yang ada dirugikan akibat kejahatan skimming," ujar Indra Utoyo.

Beberapa cara lain agar terhindar dari praktik kejahatan skimming, yakni

1. Hindari Mesin ATM yang Lokasinya Sepi

Seperti yang kita ketahui, banyak kasus kejahatan biasanya terjadi di tempat-tempat sepi. Di tempat sepi, pelaku kejahatan memiliki peluang tinggi untuk melancarkan aksinya, misalnya melalui hipnotis. Nah, jika area mesin ATM terdapat orang-orang mencurigakan, kira-kira bukan nasabah, sebaiknya Anda mencari tempat lain.

Terlebih lagi, jika tidak ada petugas keamanan di area mesin ATM yang sepi tersebut, pelaku kejahatan skimming dapat leluasa melancarkan aksinya memasang alat skimming untuk memindai data yang terdapat pada pita magnetik kartu ATM.

2. Periksa Slot Kartu ATM

Skimmer atau alat penyalin data ditempelkan di depan lubang tempat memasukkan kartu ATM. Alat tambahan ini bisa mengelabui pengguna bila tidak berhati-hati. Maka dari itu, sebelum memasukkan kartu, periksa terlebih dahulu apakah ada bekas tempelan, lem, atau hal mencurigakan pada lubang untuk memasukkan kartu.

Bisa saja, penjahat telah menempelkan alat skimmer. Bila memungkinkan, pilihlah menggunakan ATM yang telah dipasang anti-skimmer yang biasanya berwarna hijau atau bening pada lubang ATM. Alat ini bisa mencegah dipasangnya skimmer.

3. Tutupi Area Keyboard saat Memasukkan Nomor PIN

Untuk mendapatkan nomor PIN nasabah, kamera pengintai digunakan untuk mengintip sedangkan Anda mungkin tidak menyadari keberadaannya. Untuk memastikan keamanan nomor PIN, tutupi dengan tangan yang tidak digunakan untuk menekan tombol agar seandainya ada kamera, tidak dapat mengambil gambar saat Anda memasukkan nomor PIN. Beberapa ATM telah memasang penutup di samping kiri dan kanan keyboard.

4. Buat PIN yang Tidak Mudah Ditebak 

Nomor PIN berupa tanggal lahir, tanggal pernikahan, atau tanggal lahir pasangan merupakan angka yang mudah ditebak. Buatlah PIN yang lebih sulit ditebak. Namun, karena PIN Anda berupa angka yang acak dan sulit, lalu Anda mungkin menuliskan PIN di kertas atau tempat yang dapat dilihat orang lain. Sebaiknya, jangan lakukan itu. Jangan memberitahukan PIN kepada sembarang orang, apalagi jika ada orang menawarkan bantuan saat Anda mengalami kesulitan di mesin ATM.

5. Ganti Nomor PIN secara Periodik

Kebanyakan orang mungkin malas untuk melakukan hal ini karena mengubah PIN berarti harus mengingat nomor baru. Namun, tidak ada salahnya Anda melakukan ini demi keamanan tabungan Anda. Sebaiknya, gantilah secara berkala nomor PIN Anda.

6. Jangan Percaya pada Orang yang Tidak Dikenal

Salah satu modus kejahatan di ATM adalah dengan berpura-pura menjadi pegawai bank, Mereka membuat mesin rusak sehingga kartu tertelan, kemudian meminta menghubungi nomor yang ditempel pada mesin ATM dan saat kita sedang lengah, kartu dalam mesin ATM akan diambil. Sedangkan untuk PIN, mungkin mereka melihat saat kita bertransaksi atau mereka pura-pura membantu dengan menanyakan nomor PIN.

Bila terjadi kesulitan dalam bertransaksi, sebaiknya Anda meminta tolong pada petugas keamanan. Jangan terlalu percaya pada orang asing.

7. Hindari Bertransaksi Sembarangan

Kartu ATM seringkali bisa digunakan sebagai kartu debit untuk berbelanja di berbagai tempat. Pastikan Anda menggunakan kartu debit hanya di tempat-tempat yang dapat dipercaya. Jika petugas menggesek kartu pada mesin yang tidak resmi, segera tanya dan berhati-hati. Apalagi, bila dilakukan di tempat yang tersembunyi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: