Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Over Supply, Semen Indonesia: 2018 Masih Tahun yang Sulit

Masih Over Supply, Semen Indonesia: 2018 Masih Tahun yang Sulit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

PT Semen Indonesia‎ (Persero) Tbk (SMGR) memandang jika tahun ini masih akan menjadi tahun yang sulit bagi perusahaan produsen semen di Tanah Air. Pasalnya, hingga saat ini industri semen domestik masih mengalami kelebihan pasokan (over supply)

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) Agung Wiharto mengungkapkan over supply di Indonesia masih cukup besar sehingga perusahaan harus memutar otak untuk mempertahankan posisinya.

"Kalau kapasitas terpasang itu 106 juta ton, nah kebutuhan tahun ini sebanyak 70-71 juta ton. Jadi, ada over supply 30 juta ton, ada ekspor 5 juta ton. Jadi, masih ada sekitar 25 juta ton kelebihannya, jadi pasar masih sengit," ungkapnya, di Yogyakarta, Jumat (16/3/2018).

Meski begitu, Agung menilai bila industri semen masih akan mengalami pertumbuhan sebesar 5-10% tahun ini. Berkaca pada hal tersebut, perseroan pun optimis bisa mencatatkan pertumbuhan di kisaran 5-6%. 

Menurutnya, optimisme diciptakan untuk mempertahankan posisi BUMN ini sebagai market leader dengan menguasai 40% nasional. "Kami ingin mempertahankan market share 40 persen. Tahun ini, pasar kita masih kompetitif, cukup berat karena over supply," tegasnya.

Salah satu strategi perseroan yakni dengan memfokuskan diri untuk menjalankan pabrik yang telah ada dan menahan ekspansi agar dapat menjalankan efisiensi. 

"Kita kan baru menyelesaikan Rembang dan Indarung VI. Itu ada tambahan 4 juta ton. Maka, kita akan fokus untuk lakukan efisiensi ke dalam," jelasnya. 

Pihaknya pun menargetkan dapat memproduksi semen sebanyak 35 juta ton di tahun ini. Total produksi semen perseroan ‎tumbuh 12,9% jika dibandingkan tahun 2017 yang sekitar 31 juta ton meski dua pabrik baru belum bisa beroperasional hingga 100%. Hal ini dikarenakan dua pabrik itu baru selesai dibangun dan dikerjakan oleh perusahaan.

"Untuk Indarung 80-90% sudah berjalan operasionalnya, sedangkan Rembang harapannya sudah 70% operasionalnya," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: