Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Perang Dagang, G20 Serukan Dialog

Soal Perang Dagang, G20 Serukan Dialog Kredit Foto: Reuters/Marcos Brindicci
Warta Ekonomi, Argentina -

Pemimpin keuangan dunia menolak proteksionisme dan mendesak "dialog lebih lanjut" mengenai perdagangan, namun gagal meredakan ancaman perang dagang beberapa hari sebelum tarif logam A.S. mulai berlaku dan Washington akan mengumumkan langkah-langkah melawan China.

Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 ekonomi terbesar dunia, yang mewakili 75 persen perdagangan dunia dan 85 persen produk domestik bruto global, membahas gangguan perdagangan sebagai risiko pertumbuhan pada pertemuan dua hari di Buenos Aires, Argentina.

Namun, setelah pembicaraan yang digambarkan oleh para peserta sebagai perundingan yang "halus" dan notabene terdiri dari pernyataan pembacaan tanpa adanya sebuah perdebatan, G20 setuju untuk tidak hadir dalam sebuah pernyataan ambigu mengenai perdagangan dari tahun 2017 dan "mengenali" kebutuhan akan lebih banyak "dialog dan tindakan".

“Kami menegaskan kembali kesimpulan para pemimpin tentang perdagangan di KTT Hamburg dan mengakui perlunya dialog dan tindakan lebih lanjut. Kami bekerja untuk memperkuat kontribusi perdagangan terhadap ekonomi kita," ungkap salah seorang menteri di G20 tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (21/3/2018).

Tetapi, deklarasi itu tidak banyak menghilangkan kekhawatiran atas perang perdagangan global karena tarif Amerika Serikat sebesra 25 persen pada baja yang diimpor dan 10 persen pada aluminium berlaku pada hari Jumat.

Dua pejabat yang menjelaskan masalah ini mengatakan Presiden AS Donald Trump juga akan mengumumkan tarif hingga $60 miliar dalam teknologi dan produk telekomunikasi China pada hari Jumat, sebuah langkah yang berasal dari praktek-praktek kekayaan intelektual Beijing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: