Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wah, Asosiasi Blockchain Indonesia Resmi Berdiri!

Wah, Asosiasi Blockchain Indonesia Resmi Berdiri! Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wadah bagi para pelaku industri yang memiliki visi untuk berinovasi, memajukan dan membentuk ekosistem teknologi blockchain Indonesia yakni Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) resmi berdiri di Tanah Air. ABI didirikan oleh perusahaan-perusahaan blockchain di Indonesia seperti Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, Indodax, Indonesia Blockchain Network, Luno, dan Pundi X.

"Kamii memiliki tujuan untuk memudahkan akselerasi adoptasi teknologi blockcahin dalam era industry 4.0 melalui integrasi, kolaborasi, dan pertukaran pengetahuan," ujar Ketua Umum Sementara ABI Oscar Darmawan, di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Menurutnya, ABI ingin membuat pelaku industri agar menjadi mitra pemerintah yang berkemampuan dalam merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk kemajuan ekosistem teknologi blockchain.

"Kami berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang erat dengan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non-pemerintah, termasuk kepada Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Badan Ekonomi Kreatif, BI, OJK, PPATK dan Asosiasi Fintech Indonesia," terangnya.

Untuk itu, ABI pun menjadi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) yang merupakan satu-satunya organisasi yang mewadahi dunia usaha di Indonesia.

"Teknologi blockchain memiliki potensi yang sangat besar dan Indonesia memiliki talenta yang mumpuni. Kami ingin mengambil momentum ini untuk dapat mengambil manfaat yang maksimal bagi Indonesia," ucap pria yang juga merupakan CEO Indodax.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengawasan ABI Yos Ginting mengungkapkan, sebagai sebuah teknologi baru yang berkembang pesat, antusiasme dari pelaku industri anggota ABI perlu ditopang oleh regulasi yang akomodatif dan yang dapat memaksimalkan teknologi blockchain.

"Untuk itu, diperlukan kedekatan yang berimbang antara aspek keberhati-hatian dan aspek pencapaian potens manfaat perekonomiaanya. Pembatasan yang ada, harus diimbangi dengan ketersediaan kebebasan untuk bereksperimen agar talenta dan potensi yang kita miliki tidan sia-sia," katanya.

Sementara itu, Ketua Kadin Rosan P Roeslani menyatakan era Industri 4.0 akan ditandai dengan kecerdasan buatan, robotika, teknologi nano, bioteknologi, dan blockchain sehingga perlu secara maksimal diantisipasi olehh pelaku industri.

"Kadin Indonesia akan memayungi dan memberikan pendampingan yang terbaik agar berdirinya ABI dapat menjadi katalis terbentuknya ekosistem yang dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi blockchain," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: