Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

678 Hektar Sawah Kab Bandung Terendam Banjir

678 Hektar Sawah Kab Bandung Terendam Banjir Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
Warta Ekonomi, Bandung -

Bencana banjir bukan saja berdampak pada kerugian masyarakat, ekonomi, sosial dan infrastruktur, tak terkecuali pangan. Di Kabupaten Bandung sejak musim penghujan tiba, tidak kurang dari 678 hektar sawah kena genangan banjir.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran mengungkapkan untuk meringankan kerugian petani akibat sawahnya terendam banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung tengah menyiapkan 6.25 ton benih padi, yang nantinya akan diberikan pada petani yang  sawahnya terdampak banjir.

Luas tanaman sawah yang ada di Kabupaten  Bandung yakni 3,563 di 12 Kecamatan di 24 Desa sebagian areanya tergenang mencapai 678 hektar dengan luasan dampak beragam.

“Lahan terluas sawah tergenang banjir di Kec Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang. Untuk mengurangi kerugian para petani itu, kita siapkan 6.250 kg benih padi untuk ditanam kembali," kata Tisna, Kamis (21/3/2018)

Meski hanya 3 Ha yang  paling parah terdampak banjir yakni di Kec. Ibun dan Soreang. Kecamatan lain yang terkena banjir dan menggenangi lahan sawah di Kec. Cileunyi, Pameungpeuk,, Cikancung, Cangkuang, Banjaran, Rancaekek dan Margaasih.

Genangan yang terjadi  selama 7 hari lanjutnya, tidak sampai merusak tanaman, karena tanamannya sudah cukup tinggi berumur sekitar 20 hari,30 hari sampai ke 70 hari, tanaman-tanaman tersebut masih bisa bertahan.

“Dampak keseluruhan terhadap hasil panen dari banjir yang terjadi, relatif tidak begitu berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten Bandung. Karena kerugian puso sampai ke berkurangnya produksi relatif sedikit, yang paling parah hanya 3 hektar di Kecamatan Ibun dan Soreang,” jelas Tisna

Dia menyarankan, untuk petani padi yang memiliki lahan yang berada di wilayah rawan bencana,  agar mengasuransikannya, sebagai antisipasi kerugian yang dialami. Mekanisme untuk asuransi tersebut bisa difasilitasi oleh Petugas Organisme dan Pengganggu Tanaman (POPT) atau para penyuluh yang ada di wilayah Kecamatan masing-masing.

Tisna menambahkan Kementrian Pertanian dan Pemkab Bandung sudah bekerja sama dengan perusahaan asuransi terkait subsidi asuransi untuk lahan padi terdampak bencana, baik pengaruh banjir, kekeringan maupun serangan hama penyakit. Dengan  subsidi Sebesar Rp144.000,-. Jadi dari Rp180.000,- premi yang harus dibayar dikurangi subsidi, petani tinggal membayar Rp36.000,- saja per hektar setiap musim tanam (4 bulan sekali).

"Pembayaran premi disesuaikan dengan luas garapan atau kepemilikan lahan petani dan dapat disatukan dengan anggota lainnya perkelompok tani dalam pembayaran asuransinya” ungkap Tisna.

Lebih lanjut Tisna mengungkapkan, pihaknya memiliki 55 orang petugas POPT yang ditugaskan di Kab Bandung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Mereka itu kata dia, akan membantu petani dalam mekanisme asuransi hingga klaim kepada pihak penyedia jasa asuransi.

Petugas akan membantu kalau ada klaim, dokumennya saja yang harus disiapkan, kemudian diintegrasikan dengan Dinas Pertanian hingga klaimnya diterima perusahaan asuransi itu. Penggantian klaim untuk 1 hektar sebesar Rp6 juta.

"Kalau dibandingkan dengan hasil dari panen ya jauh, tapi minimal uang penggantiannya bisa membantu meringankan kerugian yang dialami petani,” pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: