Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sambil Terbata-bata, Novanto Tak Tahu Soal Jatah DPR

Sambil Terbata-bata, Novanto Tak Tahu Soal Jatah DPR Kredit Foto: Antara/Rosa Panggabean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Ketua DPR dari Partai Golkar, Setya Novanto, membantah tahu tentang jatah 5 persen dari anggaran KTP elekronik untuk anggota DPR.

"Seingat saya, lima persen belum pernah disampaikan Andi (Narogong) ke saya. Saya baru tahu di sidang bahwa Andi sudah ketemu Burhanuddin Napitupulu almarhum sudah ada kesepakatan, timbulnya itu juga jadi pertanyaan saya jadi dari sisi saya mohon maaf saya tidak pernah menyampaikan angka 5 persen tersebut," kata Novanto, sambil terbata dalam sidang pemeriksaan terdakwa KTP elektronik di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Dalam dakwaan, disebutkan dia menghendaki harga keping KTP elektronik merek L-1 mendapat diskon 0,2 dolar Amerika Serikat per penduduk dari harga 0,5 dolar Amerika Serikat. Selisih harga itu akan diberikan kepada Novanto dan anggota lain DPR sebagai upah komitmen sebesar lima persen dari nilai kontrak KTP elektronik, yaitu Rp5,9 triliun.

"Pertemuan kedua yang dihadiri Made Oka Masagung, Andi, dan Paulus (Tannos) tidak ada pembicaran itu (lima persen), yang ada adalah sejujurnya berkaitan dengan mencari pinjaman uang," kata Novanto.

Pertemuan itu terjadi pada Desember 2011 dan menurut Setnov bukan membicarakan mengenai 7 juta dolar yang disebut-sebut ditujukan untuk dia.

Dia mengaku hanya ada uang Rp5 miliar yang diserahkan keponakannya, mantan Direktur PT Murakabi Sejahtera, Irvanto Cahyo, yang mengalir ke Rapat Pimpinan Nasional suatu partai politik.

"Rp5 miliar untuk rampimnas ke panitia, kalau yang lainnya menurut Irvanto dia hanya terima bungkusan, bungkusan itu diantarkan ke temen2 dewan. Irvanto hanya sebagai kurir ada yang diantar ke kantor, diantar ke tempat lain, itu baru saya tahu tadi malam saat dikonfrontir dengan Irvanto," kata Novanto.

Dia pun mengaku sudah mengembalikan uang Rp5 miliar yang diserahkan Cahyo untuk keperluan Partai Golkar itu.

"Masalah yang berkaitan dengan uang, kami jujur baru tahu di persidangan tapi saya juga sudah membuat pernyataan apabila ada yang menyampaikan uang ke saya yang memang beritahu oleh pihak Oka dan Irvan memang secara hukum disampaikan ke saya saya bersedia untuk mengganti, itu sebagai wujud saya adalah kontribusi pemberantasan korupsi KPK," Novanto berkata.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: