Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Dagang AS vs China, Begini yang Dikhawatirkan JK

Perang Dagang AS vs China, Begini yang Dikhawatirkan JK Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa, mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dan China dapat berdampak luas dan berpengaruh ke Indonesia apabila tidak segera diselesaikan ketegangannya sejak dini.

"Semua perang dagang, apalagi dengan negara-negara besar seperti Amerika dengan China, negara dengan ekonomi nomor satu dan nomor dua di dunia, kalau terjadi akan menimbulkan 'impact' yang luas," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Kekhawatiran terhadap perang dagang antara Amerika dan China muncul di banyak negara setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif untuk produk impor baja sebesar 25 persen dan produk alumunium sebesar 10 persen.

"Ini baru dua macam saja, baja dan alumunium yang kena dan bisa berimplikasi luas," tambahnya.

Wapres berharap ketegangan antara dua negara tersebut dalam bidang perdagangan global dapat diselesaikan di tingkat organisasi perdagangan internasional atau World Trade Organization (WTO).

"Oleh karena itu ada WTO untuk menghindari perang dagang itu, tapi kalau terjadi saling membalas (antara AS dan China) maka namanya perang, dan itu berbahaya untuk perdagangan dunia," jelasnya.

Terkait dampak penerapan kenaikan tarif impor di AS tersebut, Wapres mengatakan Pemerintah Indonesia siap membalas dengan menerapkan hal serupa untuk komoditas ekspor ke AS.

Saat ini, komoditas ekspor terbesar Indonesia ke AS adalah minyak kelapa sawit mentah atau "crude palm oil" (CPO); sementara impor Indonesia dari Amerika antara lain kacang kedelai dan terigu.

"Kalau dia (Amerika) menghalangi (komoditas) kita masuk ke Amerika, maka tentu kita juga (akan) mengurangi impor kedelai dan terigu dari Amerika Serikat. Harus begitu, kita mengimpor ada kedelai, jagung, gandum dan (pesawat) boeing. Pesawat saja ada berapa yang kita beli dari sana?" kata Jusuf Kalla.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: