Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perry Warjiyo: Tantangannya Bagaimana Mendorong Pertumbuhan Kredit

Perry Warjiyo: Tantangannya Bagaimana Mendorong Pertumbuhan Kredit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komisi XI DPR RI hari ini, Rabu (28/3/2018), di Jakarta melakukan melakukan uji kepatutan dan kelayanan (fit and proper test) calon gubernur BI kepada Perry Warjiyo. Perry yang saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur BI merupakan calon tunggal Gubernur BI yang ditunjuk Presiden Joko Widodo.

Dalam uji kepatutan dan kelayakan, Perry menyampaikan paparan bertajuk "Memajukan Perekonomian Nasional, Menjaga Stabilitas, Mendorong Pertumbuhan". Dalam paparannya, Perry menyampaikan tantangan yang dihadapi BI ialah bagaimana mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan yang masih seret.

Data BI menyebutkan per Januari 2018 kredit hanya tumbuh sebanyak 7,4% dibanding bulan yang sama tahun 2017 (year on year). Jumlah tersebut menurun dibandingkan bulan Desember 2017 yang sempat naik ke level 8,2%. Pun, di bulan Januari tahun lalu pertumbuhan kredit juga berada di posisi sama 8,2%.

"Tantangannya adalah mendorong pertumbuhan kredit yang masih rendah. Di sini penting bagaimana peran BI berkoordinasi dengan pemerintah," terang Perry. 

Meski demikian, dari sisi stabilitas sistem keuangan, Perry menyebutkan dalam kondisi yang baik. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan cukup tinggi dan terjadi perbaikan pada keuangan korporasi. 

Selain itu, Perry menyampaikan tentang kondisi perekonomian Indonesia terkini. Disebutkan, pemulihan perekonomian Indonesia terus berlangsung. Hal ini terindikasi dari pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Sejak pertengahan tahun 2015, pemulihan ekonomi Indonesia terus berlangsung," ujar Perry di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Pada tahun 2017 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07%. Sementara itu, pada 2018 ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi berkisar antara 5,1% hingga 5,5%.

Meskipun demikian, sebut Perry, bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar antara 5,2 hingga 5,3 persen pada 2018. Di samping itu, perbaikan perekonomian juga terlihat di berbagai daerah di Tanah Air.

"Wilayah Sumatera mengalami perbaikan (dengan pertumbuhan ekonomi) 4,3% di tahun 2017, Kawasan Timur Indonesia 5,1%, dan Jawa 5,6%," ujar Perry.

Ia mengungkapkan, pemulihan ekonomi Indonesia didorong oleh stimulus kebijakan fiskal, ekspor, dan investasi. Selain itu, stabilitas makroekonomi pun terjaga, dimana inflasi mencapai 3,1%.

Bank sentral memperkirakan inflasi tahun ini dan tahun 2019 mendatang mencapai 3,5%. Defisit transaksi berjalan pun cukup terkendali dan di bawah batas aman.

"(Defisit transaksi berjalan) diperkirakan 2,5 persen pada tahun ini dan tahun depan," tutur Perry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: