Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sejarawan: Pancasila Dibikin oleh Kaum Nasionalis dan Agamis

Sejarawan: Pancasila Dibikin oleh Kaum Nasionalis dan Agamis Kredit Foto: BNI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejarawan Anhar Gonggong mengatakan pihak-pihak yang menentang Pancasila dan ingin mengganti ideologi negara tidak paham sejarah bangsa.

"Kalau ada orang yang mau mengganti Pancasila maka sejatinya orang tersebut tidak mengerti kenyataan sosiologis dan antropologis bangsa Indonesia ini," kata Anhar di Jakarta, Rabu (28/3/2018).

"Harus diingat bahwa semua suku bangsa ini dulu sebenarnya adalah negara. Paling tidak ada 30-an kerajaan yang dianggap besar, bahkan dihitung yang kecil-kecil bisa sampai 500-an. Itulah yang menjadi Indonesia," katanya.

Dengan kondisi yang heterogen, majemuk, dan pluralistik tidak mungkin bisa bersatu dalam satu negara apabila tidak ada alat untuk mengikat, ujar pengajar di Lemhannas RI ini.

"Kalau tidak ada pengikatnya ya bisa bubar. Karena ada pengikat yang namanya Pancasila maka kita sampai sekarang alhamdulillah tetap bisa bersatu. Posisi pentingnya Pancasila ya di situ," kata Anhar.

Ia lantas mencontohkan beberapa bangsa yang tidak bisa bersatu dalam satu negara, di antaranya Korea, China, Arab. Lagipula, lanjut Anhar, Pancasila adalah dasar negara yang dirumuskan oleh dua kekuatan besar bangsa ini, yakni kekuatan nasionalis dan agama.

"Jadi, kalau ada orang Islam yang mengatakan Pancasila bukan milik dia maka dia nggak ngerti perjalanannya. Nah, ini yang harus dipahami orang," ujarnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: