Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Toreh Kinerja Gemilang, RSM Internasional Raup Pendapatan US$5,1 Miliar

Toreh Kinerja Gemilang, RSM Internasional Raup Pendapatan US$5,1 Miliar Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

RSM Internasional berhasil menorehkan kinerja gemilang sepanjang tahun 2017. RSM Internasional yang merupakan network kantor akuntan, pajak, dan konsultan terbesar keenam dunia tersebut meraup pendapatan global lebih dari US$5 miliar atau meningkat 5,6%.

Chief Executive Officer (CEO) RSM International, Jean Stephens, mengatakan bahwa sejak 2015, fokus RSM yakni membangun brand yang positif dengan semakin meningkatnya ekspansi global dan klien lintas negara sebesar 20% pada tahun lalu. Di tahun 2017, RSM juga menerima penghargaan sebagai "Network of The Year 2017" di ajang The Accountant and International Accounting Bulletin Awards.

“Komitmen jangka panjang RSM adalah menjadi penasihat pilihan bagi pelaku usaha dan bisnis yang ingin berkembang," ujar Jean dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Berdasarkan lini bisnisnya, konsultasi pajak tumbuh dengan kuat, yakni sebesar 5,7% didorong terutama oleh para klien yang memitigasi kompleksnya aturan pajak nasional, regional maupun internasional. Lini bisnis konsultasi RSM tumbuh 3,8%, terutama didorong oleh kuatnya pertumbuhan di kawasan Middle East and North Africa (MENA) sebesar 30%. Audit dan akuntansi menyumbang total pendapatan sebesar US$2,5 miliar.

RSM International merespons perubahan kondisi bisnis dan memberikan jasa profesional yang dapat membantu bisnis menghadapi tantangan yang dihadapi, termasuk GDPR (general data protection regulation), Brexit, NAFTA, VAT di kawasan negara-negara Teluk, dan transparansi di Afrika.

Menurut Jean, tahun ini membawa prospek positif terlepas dari berbagai tantangan mulai dari pengaturan kembali aturan pajak internasional dan data terkait seiring berkembangnya teknologi, inovasi digital, dan berkembangnya gig economy (kondisi lingkungan saat organisasi cenderung untuk menugaskan fungsi atau pekerjaan tertentu kepada pihak eksternal dibandingkan menawarkan pekerjaan tetap kepada individu). Model bisnis tradisional tidak lagi dapat berkembang.

Pesatnya perkembangan teknologi juga membawa risiko tersendiri. Kondisi yang terjadi selama tahun lalu menciptakan kesadaran global terhadap skala dan konsekuensi ancaman keamanan kejahatan internet. Hal ini mendorong timbulnya permintaan global dari pasar menengah terhadap keahlian konsultansi guna mengantisipasi dan memerangi berbagai risiko ancaman kerusakan terhadap bisnis mereka.

Di sisi lain, tuntutan efisiensi dan strategi menciptakan keuntungan. Para klien perusahaan mulai menerapkan solusi teknologi mutakhir, seperti menggunakan robot otomatis dan artificial intelligent (AI) untuk menciptakan keuntungan kritikal dari pesaing. Aspek penggunaan teknologi ini telah banyak digunakan di sektor keuangan.

"Kami memperkirakan hal tersebut akan mengubah profesi kami dan cara kami melayani para klien dalam jangka pendek maupun panjang nantinya," imbuh Jean.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: