Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Israel Sebar 100 'Sniper' di Gaza, Ada Apa?

Israel Sebar 100 'Sniper' di Gaza, Ada Apa? Kredit Foto: Antara/Reuters/Ammar Awad
Warta Ekonomi, Gaza -

Militer Israel telah menempatkan lebih dari 100 penembak jitu di perbatasan Gaza menjelang demonstrasi massal oleh warga Palestina yang direncanakan, jenderal tertinggi Israel dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu (29/3/2018) mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Militer Israel juga mengatakan mereka mengharapkan ribuan warga di Gaza, termasuk seluruh keluarga, untuk menjawab imbauan mereka untuk berkumpul di kota-kota tenda di lima lokasi di sepanjang perbatasan yang notabene sensitif dari Jumat lalu dalam serangkaian protes selama enam Minggu untuk hak pengembalian bagi pengungsi Palestina ke tempat yang sekarang menjadi wilayah Israel.

Militer Israel juga menempatkan zona "terlarang" bagi warga Palestina di Gaza yang berdekatan dengan pagar perbatasan Israel. Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, kepala staf militer, mengatakan kepada harian Yedioth Ahronoth bahwa militer tidak akan mengizinkan "infiltrasi massal" atau mentolerir kerusakan pada penghalang selama protes.

"Kami telah menempatkan lebih dari 100 penembak jitu yang dipanggil dari semua unit militer, terutama dari pasukan khusus," tutur Eizenkot dalam wawancara, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (29/3/2018).

"Jika nyawa mereka dalam bahaya, ada izin untuk melepaskan tembakan,"

Tentara Israel dihadapkan oleh protes-protes keras warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza dan telah menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam terhadap para demonstran yang dikatakan militer sering melemparkan batu atau bom bensin ke arah mereka.

Militer Israel kembali mengatakan protes itu didukung oleh beberapa faksi Palestina, termasuk gerakan Hamas yang didominasi Islam Gaza, yang didedikasikan untuk penghancuran Israel.

Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, meminta semua pihak "untuk menahan diri dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari eskalasi kekerasan".

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email kepada Reuters, dia berkata: "Anak-anak pada khususnya tidak boleh diancam kapan saja oleh siapa pun," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: