Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Pariwisata sebagai Industri Ekspor, ITDC Percepat Pengembangan Mandalika

Dukung Pariwisata sebagai Industri Ekspor, ITDC Percepat Pengembangan Mandalika Kredit Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pengelolaan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara, utamanya dari sektor pariwisata.  Sektor pariwisata diproyeksikan akan menjadi industri berorientasi ekspor yang menjadi sumber penerimaan devisa terbesar bagi Indonesia di masa datang. 

Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Kementerian Keuangan Brahmantio Isdijoso menjelaskan, berdasar ketentuan PMK 198/2017, sektor pariwisata memenuhi syarat untuk mendapatkan pembiayaan ekspor dari LPEI. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector.

Melihat potensi pariwisata yang besar, sejak 2017 pemerintah fokus menjalankan program pengembangan "10 Destinasi Wisata Baru" untuk mewujudkan pariwisata sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru Indonesia. Komitmen pemerintah dalam mendorong pariwisata, diperkuat dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang menugaskan Kementerian terkait untuk bersinergi dan secara terintegrasi melakukan percepatan dalam merampungkan program pengembangan tersebut melalui skema pembiayaan yang tersedia, baik melalui APBN dan non-APBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 

"Dalam mendukung kebijakan pemerintah serta meningkatkan porsi ekspor dalam menyeimbangkan neraca perdagangan, kami berkomitmen mengembangkan kawasan wisata Mandalika, di NTB. Hingga kini, ITDC berhasil mendapatkan komitmen investasi baik dari asing maupun domestik, senilai Rp13,5 triliun. Agar seluruh komitmen tersebut segera terwujud, saat ini manajemen ITDC telah melakukan percepatan pembangunan berbagai infrastruktur dasar," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Percepatan pembangunan yang dimaksud di antaranya seperti penyelesaian pembangunan proyek infrastruktur jalan sepanjang 11 km, pagar peremeter sepanjang 10 km, Masjid Nurul Bilad, penataan Pantai Kuta Mandalika, serta membangun berbagai fasilitas publik dengan progres fisik yang mencapai 100% dengan menggunakan dana PMN sebesar Rp250 miliar. ITDC juga telah merampungkan proyek instalasi pengolahan air bersih/Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).

Namun, pengembangan KEK Mandalika membutuhkan dana yang sangat besar mengingat sifatnya yang berkelanjutan. Untuk itu, Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer berharap mendapatkan dukungan pembiayaan dari Pemerintah.

"Sebagai sebuah perusahaan terkait pariwisata, ITDC berhak atas kemudahan untuk mendapatkan pembiayaan ekspor yang difasilitasi Kementrian Keuangan melalui LPEI," katanya.

Mandalika memiliki potensi yang besar di masa depan karena potensi kunjungan wisatawan ke KEK NTB yang cukup tinggi dengan pertumbuhan mencapai 20% per tahun. Kunjungan wisatawan di masa depan diperkirakan akan terus meningkat mengingat NTB berada di lalu lintas laut yang dilewati yacht dan kapal cruise yang menghubungkan Australia dengan wilayah lain di Asia Tenggara serta terkoneksi secara regional dengan Singapura, Malaysia, Cina, and Korea Selatan. Sepanjang 2016, kunjungan wisatawan ke NTB mencapai 3 juta wisatawan.

Guna menarik minat wisatawan berkunjung ke KEK Mandalika, ITDC membangun kelengkapan akomodasi berkelas internasional. ITDC berhasil menggandeng Vinci Grand Project yakni BUMN asal Prancis untuk mengembangkan Mandalika Street Race Circuit Cluster seluas 120 hektare. Selain itu, terdapat beberapa proyek yang telah memulai proses pembangunannya, antara lain Hotel Pullman berkapasitas 270 kamar mulai dibangun pada Januari lalu, Hotel Royal Tulip berkapasitas 198 kamar telah melakukan groundbreaking pada 26 Maret lalu, dan Paramount Resort hotel dengan 435 kamar akan mulai konstruksi awal April 2018. ITDC sendiri menargetkan lima hotel dan 1200 kamar hotel dapat mulai beroperasi pada 2019.

Pariwisata, imbuh Abdulbar, memiliki multiplier effect baik berupa pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur di sekitar destinasi wisata. Hal ini terlihat dari perkembangan yang terjadi di KEK Mandalika, yang turut memacu pertumbuhan ekonomi lokal. Hal itu ditandai dengan bertambahnya jumlah restoran dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di sekitar KEK Pariwisata Mandalika.

Di luar potensi yang dimiliki, keberhasilan ITDC dalam menarik investasi ke dalam KEK Mandalika ini juga ditunjang adanya dukungan pemerintah pusat dan daerah melalui pemberian kemudahan dalam hal fiskal dan prosedur perizinan.

Dirjen Bea Cukai telah memfasilitasi pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika dalam bentuk kemudahan dan fasilitas di bidang kepabeanan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.010/2016 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada Kawasan Ekonomi Khusus serta PP Nomor 96 Tahun 2015. Sementara dalam hal perizinan, melalui perizinan terpadu di kantor administrator KEK, proses yang dilalui investor hanya membutuhkan waktu tiga jam. 

"Kami sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah dengan memasukkan pariwisata ke dalam kategori industri ekspor serta memberikan pembiayaan melalui LPEI. Kami mendukung kebijakan pemerintah ini dengan mempercepat pembangunan KEK Pariwisata Mandalika untuk menjadi 'Bali Baru' sehingga target kunjungan wisatawan asing sebanyak 20 juta di 2019 dapat tercapai," pungkas Abdulbar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: