Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mewujudkan Asa Digital Indonesia dari Batam

Mewujudkan Asa Digital Indonesia dari Batam Kredit Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warta Ekonomi, Jakarta -

"Satu perusahaan mengajak Asia Tenggara mengubah imajinasi menjadi kenyataan" adalah kalimat perkenalan dalam video profil Infinite Studios, sebuah studio film yang terdapat di kawasan Nongsa Digital Park (NDP), Batam, Kepulauan Riau.

Sejak didirikan pada 1997 oleh Mike Wiluan, perusahaan tersebut telah berevolusi untuk memproduksi konten dan mengadakan jasa pelayanan di bidang animasi, iklan televisi, efek visual, dan kini membangun fasilitas produksi film maupun acara televisi. Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Infinite Studios ikut ambil bagian dalam produksi karya film dan animasi seperti Thor Ragnarok (2017), Beyond the Skyline (2017), The Garfield Show, dan seri HBO Serangoon Road.

"Infinite Studios telah memosisikan diri untuk memaksimalkan potensi Asia Tenggara dan menunjukkan kepada dunia karya berkualitas tinggi yang dapat diproduksi di kawasan ini," ujar Mike.

Didukung fasilitas teknologi digital dan talenta-talenta muda dalam negeri, Infinite Studios menjadi penggerak taman teknologi Nongsa Digital Park yang baru saja diresmikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan pada 20 Maret lalu.

Taman seluas 100 hektare ini tidak hanya memiliki total sembilan gedung perkantoran untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang digital, tetapi juga dilengkapi sarana hiburan Turi Beach Resort, Nongsa Point Marina, Nongsa Village, dan Tamarin Golf Course. Dari tiga gedung perkantoran yang telah dibangun, dua di antaranya telah terisi oleh perusahaan-perusahaan berbasis digital dari dalam dan luar negeri yang diperkirakan mampu menyerap sedikitnya 1.500 tenaga kerja. Kawasan NDP ini ditargetkan untuk menarik total investasi potensial di atas US$500 juta.

Segala fasilitas tersebut menciptakan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk para technopreneur bekerja dan tinggal dengan lokasi dekat Singapura dan Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Letak NDP yang sangat strategis dapat ditempuh dengan 35 menit menyeberang dari Terminal Feri Tanah Merah, Singapura ke Terminal Feri Nongsapura, Batam -- diharapkan menjadi jembatan digital antara Indonesia dan Singapura.

Inisiatif Membangun

Batam sebagai jembatan digital ini diungkapkan oleh Presiden RI Joko Widodo saat bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam Leaders' Retreat pada 2017. Batam adalah lokasi ideal untuk menjadi platform industri digital dan pengembangan inkubator startup.

Menlu Retno dalam pidato peresmian NDP menjelaskan taman teknologi itu adalah manifestasi konsep triplehelix untuk inovasi di Indonesia di mana pemerintah, akademisi, dan pihak swasta bisa bekerja sama untuk mendukung inovasi melalui kebijakan, riset, dan nilai-nilai bisnis. Konsep tersebut didasari pentingnya perkembangan digital termasuk e-commerce untuk ekonomi dan masa depan Indonesia.

"Karena itu, pemerintah bekerja untuk menggali potensi digital Indonesia di mana bukan saja e-commerce tetapi juga fintech, kecerdasan buatan, dan industri 4.0 agar berkembang cepat di Indonesia," tutur Menlu.

Potensi industri e-commerce Indonesia memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pada akhir 2015, nilai bisnis e-commerce Tanah Air diprediksi sekitar US$18 miliar. Pada 2020, volume bisnis e-commerce Indonesia diprediksi akan mencapai US$130 miliar dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.

Pemerintah bertekad menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan mendukung penciptaan 1.000 technopreneur baru pada 2020 dengan valuasi bisnis US$10 miliar.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai target ambisius tersebut antara lain melalui Rencana Broadband Nasional untuk memperluas penetrasi internet Indonesia dan menambah anggaran negara untuk pengembangan bisnis inkubator digital. Tidak kalah penting adalah pendidikan dan pelatihan bagi mereka yang bertalenta di bidang digital. Di sinilah, kerja sama dengan Singapura sebagai negara maju dalam sektor teknologi dan digital menjadi sangat penting.

Menduduki peringkat pertama sebagai negara investor di Batam dengan nilai investasi mencapai US$1,2 miliar, Singapura telah sepakat membantu menyediakan program pelatihan ekonomi digital bagi para dosen politeknik Indonesia di NDP.

"Saya melihat NDP bisa menghasilkan lapangan kerja dan memberi peluang bagi banyak orang. Karena itu, dibutuhkan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan setiap individu di bidang digital," ujar Menlu Singapura Vivian.

Program yang dihasilkan dari MoU kerja sama antara Temasek Foundation International, Politeknik Negeri Singapura, Politeknik Batam, serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI itu akan berjalan selama tiga tahun.

Namun apakah upaya-upaya tersebut akan efektif untuk mewujudkan imaji Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara? Dari kacamata bisnis, Mike Wiluan menjelaskan bahwa saat ini industri kreatif berbasis digital kian berkembang dengan semakin banyak anak muda yang tertarik untuk bekerja di bidang ini dan semakin mudahnya membangun ekosistem yang nyaman untuk pengembangan kreativitas lewat kemajuan teknologi.

"Tetapi harus ada payung besar untuk mendukung ekosistem ini," tutur Mike.

Investasi swasta, kerja sama dengan pemerintah, faktor keamanan dan kenyamanan berbisnis, serta hubungan dengan berbagai negara adalah elemen-elemen yang dibutuhkan untuk mengembangkan industri ini. Menurut Mike, Indonesia akan menjadi tempat yang sangat menarik untuk para investor jika regulasi bisa lebih disederhanakan, ada insentif khusus pelaku bisnis digital, dan hambatan birokrasi lebih mudah ditembus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: