Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Subholding Gas, Danareksa Sebut Laba PGN Bakal Meroket

Jadi Subholding Gas, Danareksa Sebut Laba PGN Bakal Meroket Kredit Foto: Antara/R Rekotomo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Danareksa Sekuritas mengatakan kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN sebagai induk holding migas akan meningkat beberapa tahun ke depan. Hal tersebut bisa terjadi setelah PGN resmi beroperasi penuh sebagai ujung tombak bisnis gas bumi dari PT Pertamina (Persero).

Sebagai konsultan yang diminta pemerintah menyusun Buku Putih Pembentukan Holding BUMN Migas, Danareksa memproyeksikan pendapatan PGN tahun 2019 berpotensi melesat naik jadi US$3,36 miliar dibandingkan realisasi pendapatan tahun buku 2017 sebesar US$2,97 miliar.

Bukan hanya pendapatan usaha, dalam buku putih tertulis laba bersih PGN juga diramal pada 2019 mampu mengantongi laba bersih US$205 juta atau bertambah 43,25 persen dibandingkan realisasi laba bersih tahun 2017.

"Pada 2021, pendapatan PGN bisa mencapai US$4,38 miliar dengan laba bersih sebesar US$369 juta," bunyi riset Danareksa, dikutip Senin (2/4/2018).

Lanjut tulisan buku putih, peningkatan kinerja keuangan PGN yang signifikan karena PGN bakal mengelola seluruh aset PT Pertamina Gas (Pertagas) yang secara simultan akan dialihkan kepada PGN.

Dengan pengalihan aset tersebut, PGN bakal mengelola dan mengintegrasikan infrastruktur gas bumi milik Pertamina dan Pertagas seperti Arun LNG Regasification unit dengan kapasitas 400 MMSCFD, Aceh & North Sumatera Gas Pipeline sepanjang 614,7 km, Duri Dumai Gas Pipeline sepanjang 70 km, South Sumatera Gas Pipeline sepanjang 671 km, West Java Gas Pipeline yang membentang 532 km, Kalimantan Gas Pipeline sejauh 65,7 km, East Java Gas Pipeline sepanjang 494,21 km, Porti - ORF Semare Gas Pipeline dengan panjang 8 km, serta Gresik-PKG Looping Gas Pipeline sejauh 70 km. 

"Integrasi infrastruktur gas akan menjamin ketersediaan, kontinuitas penyaluran, dan monetisasi gas ke semua sektor pelanggan dan menghemat biaya investasi yang tidak lagi tumpang tindih dalam membangun infrastruktur," bunyi riset Danareksa.

Sementara itu, Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyatakan investor pasar modal masih menanti keputusan pemerintah untuk menjadikan PGN sebagai subholding bisnis gas Pertamina. 

"Sentimen positif mengenai realisasi merger PGN dan Pertagas, dengan kewenangan penuh yang dipegang oleh PGN diharapkan pergerakan saham PGAS bisa menembus garis atas dari bearish channel. Saya perkirakan target price jangka panjang PGAS bisa menembus Rp3.780 per saham," kata Nafan.

Lanjutnya, pada perdagangan Bursa Efek Indonesia hari ini, saham PGAS ditutup pada level Rp2.310 per saham, "Naik 10 poin dibanding penutupan sebelumnya dengan 39,68 juta saham diperdagangkan." tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: