Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benahi Sektor Logistik, Krakatau Steel Efisiensi US$10 Juta

Benahi Sektor Logistik, Krakatau Steel Efisiensi US$10 Juta Kredit Foto: Bambang Ismoyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada tahun lalu mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Salah satu penopang terkuat dari pertumbuhan positif ini adalah sektor logistik. Efisiensi dan pembenahan dari sektor ini terbukti mampu meningkatkan laba usaha dan menurunkan angka kerugian dengan signifikan.

"Pada 2017 saja, efisiensi yang berhasil didapat dari logistik seperti pengadaan gas, bahan baku, dan lainnya itu mencapai US$10 juta," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Mas Wigrantoro di Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Mas Wigrantoro menjelaskan, banyak hal yang telah dilakukan manajemen KRAS (Kode Saham Krakatau Steel) dalam mengejar efisiensi tersebut. Seperti menghilangkan risiko dari harga bahan baku impor yang kerap terpengaruhi oleh aspek geopolitik, tidak lagi terpaku pada satu pemasok, hingga menerapkan skema pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar.

Sebelumnya, perusahaan selalu terpaku dengan satu pemasok, dimana 90% slab steel (baja lembaran setengah jadi) selalu didatangkan dari Rusia. Semenjak 2016, KRAS mendapatkan juga pasokan bahan baku dari Korea, Jepang, dan Brazil.

"Jadi, ada banyak sumber bahan baku dari beberapa negara. Lebih ke beauty contest dan tidak lagi ada unsur spekulatif. Kami lakukan pyramid buying. Ketika harga sedang murah, kami bisa beli banyak. Tapi, ketika harga naik ya kami beli sedikit," tambah dia.

Selain itu, KRAS juga terus berupaya keras mendapatkan bahan bakar gas dengan harga yang ekonomis mengingat gas merupakan bahan bakar yang menunjang operasional pabrik KRAS. Adapun, efisiensi lainnya dikejar lewat penerapan paperless dalam segala proses bisnis.

Tercatat, laba usaha perseroan tahun 2017 tumbuh 154,79% menjadi Rp443,36 miliar dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp286,30 miliar. BUMN ini pun mampu menurunkan angka rugi tahun berjalan sebesar 54,90% yakni menjadi setara Rp1,15 triliun dibandingkan rugi tahun 2016 setara Rp2,55 triliun. Pertumbuhan positif tersebut diyakini akan berlanjut di tahun 2018 dengan target mencatatkan laba bersih pada akhir tahun.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: