Lemhanas Imbau Masyarakat Bijak Sikapi Hoax

Fenomena pemberitaan hoax semakin marak dan mengkhawatirkan di Indonesia. Terlebih, memasuki tahun politik, dimana berita bohong atau hoax dijadikan 'senjata' mendegradasi rival. Bila terus dibiarkan dan tidak disikapi dengan bijak, pemberitaan hoax dikhawatirkan akan memicu konflik. 

Direktur Pemantapan Tranformasi Nilai-nilai Universal Deputi Bidang Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhanas RI, Brigadir Jenderal Mulyatno, mengungkapkan pihaknya menaruh atensi terhadap upaya penanganan pemberitaan hoax. Diakuinya perlu kesadaran individu untuk menangkal hoax. Fenomena pemberitaan hoax sejatinya harus disikapi dengan bijak.

"Banyak informasi yang beredar (di media sosial maupun media mainstream) dan itu harus disikapi dengan bijak. Harus dicerna dahulu, disaring barulah di-sharing. Kalau ada informasi atau berita ya dicermati dulu, jangan sampai itu hoax," kata Mulyatno, seusai pembukaan Training of Trainers terhadap 100 tenaga pendidik di Kota Makassar, Sulsel. 

Dalam pelatihan kepada guru, dosen dan widyaiswara, Lemhanas sengaja menanamkan nilai-nilai kebangsaan untuk memperkuat ketahanan nasional. Secara spesifik, upaya penanggulangan pemberitaan hoax diakuinya tidak menjadi bagian utama dalam materi. "Tapi ya kita selipkan bagaimana cara menyikapi informasi secara bijak," terang Mulyatno.

Adapun Training of Trainers kepada 100 kalangan tenaga pendidik berlangsung selama 10 hari. Mereka akan dibekali ilmu terkait empat konsensus dasar bernegara meliputi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Juga akan ada sejumlah materi penunjang. 

Mulyatno menambahkan Training of Trainers merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan di berbagai daerah. Itu merupakan bagian dari tugas Lemhanas RI untuk menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai kebangsaan kepada seluruh elemen masyarakat. "Ini kegiatan rutin dan memang menjadi tugas Lemhanas RI. Kita sudah gelar di berbagai daerah, di Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan dan lain-lain," pungkasnya.