Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Utang Aman Sepanjang untuk Belanja Produktif

Kenaikan Utang Aman Sepanjang untuk Belanja Produktif Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bahana Sekuritas menilai kenaikan utang yang terjadi saat ini bukanlah hal yang mengancam bagi kestabilan perekonomian Indonesia. Justru sebaliknya, kenaikan utang perlu diimbangi dengan meningkatnya belanja produktif pemerintah, khususnya untuk infrastuktur, sektor pendidikan, dan kesehatan. 

"Dengan rasio utang terhadap PDB yang masih lebih rendah dibanding negara lainnya, pemerintah masih perlu meningkatkan belanja infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan karena ketiga hal ini menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia untuk jangka menengah-panjang," kata Kepala Riset dan Strategis Bahana Andri Ngaserin di Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Andri mengatakan, pekerjaan yang produktif tidak akan tercapai tanpa ditunjang oleh tingkat pendidikan dan kesehatan yang lebih maju dan sesuai dengan kebutuhan. Tanpa ketersediaan jalan, pelabuhan dan bandara yang memadai untuk kebutuhan bisnis menyebabkan biaya untuk berusaha atau berinvestasi di Indonesia akan jauh lebih mahal dibanding negara lain yang pada akhirnya bisa mempengaruhi minat investasi asing untuk masuk ke Indonesia. 

"Kalau dibandingkan dengan negara tetangga lainnya di Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, rasio utang Indonesia terhadap PDB masih lebih rendah dibanding Malaysia yang tercatat sebesar 56%, Thailand sebesar 42%, Filipina sebesar 35%, dan bahkan Singapura tercatat sebesar 111%. Singapura dengan rasio utang yang besar mampu membangun infrastruktur yang jauh lebih baik dibanding negara lainnya di Asia Tenggara, demikian juga halnya Malaysia dan Thailand," paparnya.

Hingga tahun lalu, pemerintah telah membangun 794 km jalan, 9,072 m jembatan, 618,3 km jalur kereta, dan menyelesaikan pembangunan 3 bandara. Untuk memajukan pendidikan, pemerintah telah membagikan 19,8 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP), memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada 8 juta pelajar dan memberikan beasiswa kepada 364.400 orang. Untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, pemerintah telah membagikan Kartu Indonesia Sehat kepada 92,1 juta orang.

Dalam anggaran 2018, pemerintah meningkatkan belanja infrastruktur menjadi Rp410,7 triliun dari tahun lalu sekitar Rp388,3 triliun yang akan digunakan antara lain untuk membangun 865 km jalan baru, 25 km jalan tol, 8,695 km jembatan. Penyelesaian pembangunan 8 bandara baru dan melanjutkan pembangunan LRT. 

Anggaran pendidikan naik menjadi Rp444,1 triliun dari tahun lalu sekitar Rp419,8 triliun yang akan digunakan antara lain untuk membagikan 19,7 juta KIP, 56 juta dana BOS, memberikan 401.500 beasiswa kepada mahasiswa, serta pembangunan dan rehabilitasi sekolah atau ruang kelas sekitar 61.200. 

Belanja kesehatana pada tahun ini naik menjadi Rp111 triliun dari alokasi belanja tahun lalu sebesar Rp104,9 triliun yang diperuntukkan antara lain menyediakan dan membagikan 92,4 juta Kartu Indonesia Sehat, menyediakan sarana fasilitas kesehatan yang berkualitas bagi 49 rumah sakit atau balai kesehatan. 

"Untuk bisa bersaing dalam perdagangan global saat ini, Indonesia perlu meningkatkan produktivitas, semakin efisien, dengan tingkat biaya-biaya yang semakin rendah sehingga memiliki nilai tambah dibanding negara lainnya," jelas Andri.

Hal itu hanya bisa dicapai bila pemerintah mampu menyediakan infrastruktur yang memadai sehingga pada akhirnya roda perekonomian akan semakin kuat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: