Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maret 2018, Daya Beli Petani Sulsel Naik 0,22 Persen

Maret 2018, Daya Beli Petani Sulsel Naik 0,22 Persen Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Warta Ekonomi, Makassar -

Daya beli petani di Sulsel tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen, dari 101,10 menjadi 101,33 pada Maret 2018. Kenaikan tersebut untuk kali pertama sepanjang tahun ini. Sebelumnya, nilai tukar alias daya beli petani di Sulsel terus mengalami penurunan, masing-masing 0,18 persen dan 0,41 persen periode Januari dan Februari 2018. 

"Setelah sempat merosot pada awal tahun ini, nilai tukar petani atau NTP gabungan Sulsel terjadi kenaikan 0,22 persen pada Maret 2018. Bila bulan sebelumnya (Februari 2018) berkisar 101,10 kini naik menjadi 101,33," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, di Makassar, Kamis, (5/4/2018). 

NTP diketahui diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang harus dibayarkan petani. NTP menjadi salah satu indikator melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif makin kuat pula tingkat daya beli petani.

Nursam memaparkan kesimpulan data peningkatan NTP Sulsel pada Maret 2018 merujuk pada hasil pemantauan harga-harga pedesaan. Kenaikan NTP terjadi disebabkan indeks yang diterima petani terbilang tinggi mencapai 0,46 persen. Di sisi lain, indeks yang dibayar petani berkisar 0,24 persen. Selisih dari angka itulah yang menunjukkan daya beli petani di Sulsel. 

Nursam memaparkan kenaikan NTP Sulsel pada bulan ketiga tahun ini dipengaruhi peningkatan signifikan NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat. Lonjakan peningkatan NTP pada sektor itu membuat NTP gabungan bergerak positif meski empat subsektor lain sebenarnya mengalami kinerja negatif.

"Apabila dibandingkan denganperiode bulan sebelumnya, satu subsektor mengalami kenaikan NTP dan empat subsektor lainnya mengalami penurunan. Kenaikan terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,56 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,61 persen," pungkas Nursam. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: