Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Penumpukan Penumpang KRL di Stasiun Duri, Ini Solusi dari Menhub

Soal Penumpukan Penumpang KRL di Stasiun Duri, Ini Solusi dari Menhub Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi penumpukan penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Duri karena bertambahnya frekuensi perjalanan kereta bandara yang naik menjadi 90 perjalanan dari 80 perjalanan. Saat ini, kereta bandara menggunakan dua jalur di peron 4 dan 5, setelah sebelumnya hanya menggunakan jalur 5.

Dari adanya kejadian tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan dengan 10 orang perwakilan dari komunitas pencinta kereta api, Jumat (6/4/2018). Setelah pertemuan tersebut, Menhub mengemukakan tiga solusi terkait permasalahan yang terjadi di Stasiun Duri.

"Apa yang terjadi sebenarnya sudah kita rencanakan. Kita tambahkan kapasitas dengan tambahan gerbong, tetapi apa yang terjadi adalah penumpukan di satu titik di Stasiun Duri sehingga kapasitas stasiun itu tidak memadai. Karenanya Kemenhub, PT KAI, PT Railink, telah berdiskusi memberikan langkah-langkah yang dilakukan," ucap Menhub Budi dalam keterangan yang diterima.

Adapun solusi-solusi yang Menhub tawarkan yaitu menambah satu slot headway KRL di jam sibuk, dari Stasiun Batu Ceper–Stasiun Duri pada pagi hari dan Stasiun Duri–Stasiun Batu Ceper di sore hari. Kedua, memberikan kuota dengan jumlah tertentu kepada penumpang KRL untuk bisa menumpang kereta bandara di waktu tertentu dan jumlah tertentu yang ditentukan oleh komunitas pencinta kereta api. 

Selanjutnya solusi ketiga, mempercepat penyelesaian pembangunan jalur siding. Jalur ini merupakan jalur belok berupa tambahan rel yang jadi cabang dari rel utama yang berfungsi untuk mengatur laju rangkaian kereta yang sama-sama melalui rel tersebut.

Terkait penggunaan kereta bandara untuk penumpang KRL, Menhub mengatakan harga tiketnya akan sama dengan harga KRL dengan skema pembiayaan subsidi. Waktunya juga terbatas yakni selama masa konstruksi.

"Saya minta kepada mereka (komunitas pencinta kereta-red) menunjuk perwakilan yang legitimate, dengan menentukan mekanisme tertentu supaya ada satu keadilan. Nanti kami berikan subsidi supaya Railink sebagai perusahaan swasta tidak rugi. Kita berikan subsidi untuk waktu tertentu dan jumlah tertentu. Anggarannya nanti dihitung. Kira-kira selama sebulan ini selama siding ini belum berfungsi," pungkas Budi Karya Sumadi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: