Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emas Lagi-lagi Naik Karena Dolar AS Turun

Emas Lagi-lagi Naik Karena Dolar AS Turun Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Chicago -

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange terus meningkat pada akhir perdagangan Selasa (10/4/2018) pagi WIB, karena dolar AS melemah dan pasar tetap berhati-hati di tengah ketegangan perdagangan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni naik 4,00 dolar AS atau 0,30 persen, menjadi menetap di 1.340,10 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,30 persen menjadi 89,88 pada pukul 16.29 GMT.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Ketika Presiden Donald Trump dan pejabat-pejabat tinggi AS mengurangi ketegangan perdagangan dengan Tiongkok dengan mengatakan perselisihan masih dapat diselesaikan melalui pembicaraan, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menanggapi pada Senin (9/4) bahwa Washington "menggunakan sanksi perdagangan besar sambil tetap mengatakan mereka mau bicara. " Pejabat-pejabat Tiongkok menyatakan bahwa dalam situasi saat ini, semakin tidak mungkin bagi kedua pihak untuk melakukannya.

Namun demikian, ketidakpastian mpnyelesaian sengketa perdagangan antara kedua ekonomi utama itu mendorong permintaan untuk aset-aset "safe haven" seperti logam kuning.

Tetapi, kenaikan emas lebih lanjut tertahan oleh reli di pasar ekuitas. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 322,82 poin atau 1,35 persen pada pukul 16.40 GMT, didukung oleh "rebound" saham-saham sektor keuangan.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 16,7 sen AS atau 1,02 persen, menjadi menetap di 16,529 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Juli naik 21,90 dolar AS atau 2,39 persen, menjadi ditutup pada 939,40 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: