Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBB Apresiasi Capaian Swasembada Pangan RI

PBB Apresiasi Capaian Swasembada Pangan RI Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas capaian beberapa komoditi pangan strategis yang sudah berswasembada sejak 2014 hingga 2018. Di antaranya adalah beras, bawang merah, jagung, serta komoditas perkebunan dan peternakan.

Demikian diungkapkan Reporter Khusus dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Hilal Ever saat berkunjung ke Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin (9/4/2018). "Sebuah prestasi yang sangat besar," kata Hilal.

Apresiasi juga diberikan PBB atas upaya Mentan dalam melindungi petani. Itu terkait dengan pemberian bantuan-bantuan saprodi, alat dan mesin pertanian, serta memperpendek rantai pasok produk pertanian yang semuanya didedikasikan untuk meningkatkan pendapatan petani dan pengentasan kemiskinan.

"Saya mengagumi pandangan Amran terkait kegigihannya melindungi petani sawit. Amran memandang bahwa kesejahteraan jutaan keluarga pekebun yang hidup dari sawit lebih patut dilindungi sehingga kampanye hitam tentang sawit Indonesia adalah sesuatu yang tidak berdasar. Diingatkan pula bahwa Indonesia sudah punya sistem budi daya sawit berkelanjutan (ISPO/Indonesian Sustainable Palm Oil) yang ramah lingkungan," tambahnya.

PBB, kata Hilal, akan terus mendukung upaya-upaya pemerintah dalam melindungi petani termasuk dalam mendorong perlindungan pada varietas-varietas padi dan komoditi lainnya yang dikembangkan petani di daerah-daerah dalam hal ini varietas lokal.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan kebijakan dan program utama untuk mencapai target-target swasembada komoditas pangan strategis harus dicapai dalam waktu tiga tahun sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo.

Beberapa kebijakan dan program utama yang dilakukan di antaranya melakukan perubahan kebijakan pengadaan barang, terutama untuk saprodi dan alsintan dari sistem tender menjadi penunjukan langsung melalui e-katalog.

"Dengan sistem penunjukan langsung pengadaan barang bisa cepat dan tepat waktu," tegasnya.

Berikutnya, melakukan perbaikan infrastruktur dengan memperbaiki sistem jaringan irigasi tersier seluas tiga juta ha yang diselesaikan dalam waktu 1,5 tahun dan pengadaan alat mesin pertanian yang meningkat lebih dari 2.000% atau mencapai 80.000 unit per tahun. Angka ini meningkat dari sebelumnya yang hanya sebesar 4.000 unit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: