Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditanya Soal Freeport, Jonan: Masih Gantung

Ditanya Soal Freeport, Jonan: Masih Gantung Kredit Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan belum ada laporan dari PT Inalum terkait dengan hasil negosiasi divestasi PT Freeport Indonesia.

"Belum ada," jawab Jonan di Jakarta usai menghadiri forum pertambangan, Rabu (11/4/2018), ketika ditanya mengenai hasil laporan dari PT Inalum saat melakukan negosiasi dengan PT Freeport.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Menteri ESDM mengenai hasil terbaru dari proses divestasi PT Freeport Indonesia dengan pemerintah.

Jonan mengatakan agar mempertanyakan hal tersebut kepada Kementerian BUMN, sebab akan diambil alih prosesnya melalui "holding" migas.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan Selasa (6/3) menyebutkan bahwa divestasi PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen ditargetkan dapat selesai pada April 2018.

"Arahan Bapak Presiden bahwa untuk penyelesaian divestasi PT Freeport Indonesia kalau bisa itu sebelum akhir April sudah selesai, sudah evaluasi dan sebagainya dan tentunya Kementerian ESDM IUPK-nya 'drafting' final sudah selesai," ujar Ignasius Jonan.

PT Freeport Indonesia (PT FI) telah bersedia melepaskan 51 persen sahamnya untuk Pemerintah Indonesia, keputusan tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Keempat atas PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara.

Pelepasan saham 51 persen yang merupakan simbol kedaulatan negara tersebut, diminta Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar dapat diselesaikan sebelum akhir April 2018.

Mengenai mekanisme pembelian saham divestasi tersebut, Jonan menjelaskan, Pemerintah akan membeli saham dari "participating interest" Rio Tinto, dan sisanya dari saham PT Freeport Mc Moran yang ada di PT Indocopper.

"Kita akan beli dengan harga sewajar mungkin sampai saham kepemilikan pemerintah sesuai arahan Presiden 51 persen. Satu kita akan mengambil alih participating interest Rio Tinto 40 persen yang akan dikonversi menjadi saham dan sisanya akan diambil dari kepemilikan saham PT Freeport Mc Moran yang ada di PT Indocopper Investama," tutur Jonan.

Jonan juga menjelaskan mengapa Pemerintah tidak menunggu saja kepemilikan PT Freeport Indonesia sampai akhir masa kontrak. "Kalau menunggu hingga tahun 2021 kita ambil alih, kita harus membayar sekurangnya itu nilai buku dari semua investasi Freeport yang sudah dilakukan di situ, bukan nilai tambang" jelas Jonan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: