Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita SBY saat Jadi Presiden: Bingung Mau Naikkan Harga BBM

Cerita SBY saat Jadi Presiden: Bingung Mau Naikkan Harga BBM Kredit Foto: Antara/Rosa Panggabean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan kisah yang paling berkesan selama ia memimpin pemerintahan, yang belum pernah sekalipun diungkap kepada publik.

"Kisah belum pernah saya ungkap, belum pernah ditulis untuk dijadikan buku. Cerita ini tentang saat saya baru-baru menjabat sebagai presiden," kata Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono dalam siaran persnya Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Menurut SBY, pada masa transisi dari pemerintahan sebelumnya, kondisi ekonomi bangsa sedang labil. Penyebab utama adalah melonjaknya harga minyak dunia hingga mencapai 150 dolar AS perbarel. Lebih dari dua kali lipat dari harga saat ini.

"Sebagaimana kita tahu, menjelang akhir masa jabatannya, Ibu Megawati tak mau menaikkan harga BBM. Saya tidak bisa menyalahkannya. Itu hak beliau, saya menghormati keputusan itu," ujar Ketua umum Partai Demokrat itu.

Dengan begitu, kata SBY, pemerintahannya memiliki dua pilihan, dan keduanya sama-sama berat. Pilihan pertama, tidak menaikkan harga BBM dengan resiko ekonomi negara bisa ambruk.

"Namun, jika saya menaikkan, sekitar 20 persen, untuk menyesuaikan harga pasar dengan keuangan negara, kemiskinan pasti akan naik," terang SBY.

Akhirnya, SBY memilih opsi kedua, menaikkan harga tetapi dengan mengucurkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat golongan ekonomi bawah. Dua kali SBY menaikkan harga BBM, yakni pada April dan Oktober 2005.

"Awalnya saya bertanya kepada para menteri, apakah dana bantuan sudah disiapkan? Semua penerima sudah terdata? Karena saya ingin bantuan ini tepat sasaran, 'by name by address'. Karena belum siap, kebijakan itu saya tunda tiga minggu," kenang SBY.

Hal tersebut ternyata memancing kritikan dari publik. SBY mengaku banyak yang mengatakan ia ragu-ragu, tidak bersikap tegas, lamban, karena tidak segera menaikkan harga BBM.

"Tapi setelah semua siap, harga disesuaikan, bantuan dikucurkan, saya dikritik lagi. Dibilang SBY tidak mendidik rakyat, memanjakan dengan memberi uang," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: