Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkait Industri 4.0, Ini Alasan Pemerintah Tekankan Lima Sektor

Terkait Industri 4.0, Ini Alasan Pemerintah Tekankan Lima Sektor Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menjelaskan alasan pemilihan lima sektor (otomotif, kimia, tekstil, makanan dan minuman, serta elektronik) dalam implementasi Revolusi Industri 4.0. Hal ini berdasarkan studi yang ada, 60% ekspor berasal dari 5 sektor tersebut, 65% penyerap tenaga kerja di sektor industri ada di kelima sektor tersebut, dan 60% kontribusi terhadap PDB juga berasal dari lima sektor itu.

"Selain fleksibiliti, penerapan teknologi juga ada di lima sektor tersebut," lanjutnya.

Ngakan menambahkan, saat ini dunia sudah mengarah ke Industri 4.0 meski belum ada satu pun negara yang memiliki bentuk yang dapat ditiru oleh negara lain.

"Saat ini Indonesia sudah sepakat dengan beberapa negara di ASEAN untuk membentuk platform-platform dalam menyikapi kondisi perubahan ini," tutur Ngakan dalam diskusi bisnis yang dihelat Radio PAS FM, Hotel Ibis, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Adapun salah satu launching road map Industri 4.0 adalah mengajak publik untuk dapat memberikan kesadaran kolektif bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki era Industri 4.0 sehingga tidak ada alasan lagi untuk menolak.

"Menjelang Industri 4.0, antisipasi dampak negatif dan manfaatkan secara maksimal dampak positifnya," sambungnya.

Menurutnya, untuk mencapai ke Industri 4.0 beberapa hal yang akan dilakukan adalah menata ulang struktur industri, menata bahan baku, meningkatkan konektivitas antara zona industri, penciptaan ekosistem serta inovasi, dan harmonisasi antara regulasi.

"Kesiapan Indonesia sedikit tertinggal dibanding Malaysia dan Singapura, namun bukan berarti terlambat," tegasnya.

Ia pun berharap pada 2030 Indonesia akan menjadi 10 besar ekonomi dunia. Atas dasar itu, saat ini juga sedang dilakukan upaya untuk meningkatkan biaya riset dari 0,3% dari PDB menjadi sekitar 2%.

"Saat ini sudah ada kelima sektor tersebut dalam tiga tahun pertama, lima tahun kedua, dan tiga tahun ketiga, sehingga pada tahun 2030 ditargetkan Indonesia menjadi sepuluh besar ekonomi dunia," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: