Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Velospase & Co: Wujudkan Rumah Idaman Kaum Milenial

Velospase & Co: Wujudkan Rumah Idaman Kaum Milenial Kredit Foto: Warta Ekonomi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Velospase & Co adalah marketplace yang mempertemukan masyarakat yang ingin membangun rumah dengan para profesional di bidang properti, mulai dari arsitek, desain interior, hingga kontraktor.

Rumah impian boleh dibilang bukan hanya sekadar kata-kata manis untuk menyebut sebuah rumah. Seseorang yang akan membangun rumah tentunya sudah memiliki bayangan bentuk, desain, dan furnitur yang ingin diterapkan sesuai dengan impiannya.

Oleh karena itu, keahlian arsitek dan desain interior menjadi jembatan menuju impian tersebut. Kedua, mencari jasa bangunan atau kontraktor yang akan membangun rumah. Namun, untuk mendapatkan yang cocok tentu bukan hal yang mudah. Selain membutuhkan waktu, seorang arsitek atau desain interior bisa menyedot ongkos yang mahal, belum lagi memastikan kontraktornya bekerja dengan baik atau tidak.

Kita beruntung hidup di era digital, saat segalanya bisa didapatkan dengan mudah melalui media internet dengan sistem marketplace yang mempertemukan pembeli dan penjual. Sistem ini tidak hanya merambah sektor ritel, tetapi juga sektor jasa, mulai dari sopir, montir, tukang, bahkan arsitek dan desain interior juga sudah dapat ditemui.

Velospaceandco.com, perusahaan rintisan atau startup digital yang menjadi pasar untuk mencari artsitek dan desain interior, bahkan kontraktor bangunan yang bisa mewujudkan rumah impian. Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Velospace & Co, Verik Angerik, mengatakan perusahaannya tidak hanya melayani pembangunan rumah untuk konsumen individual, tetapi juga korporasi, seperti proyek residensial, komersial, toko, dan kantor. Beberapa proyek yang sudah dikerjakan, antara lain Kemang Village Residence, Residence Cipete, Residence Magelang, Commercial Magelang, dan Paris Miki Retail Store.

Verik mengatakan yang menjadi fokus pasar saat ini adalah para milenial yang baru membeli properti. Kalangan ini memiliki karakter bekerja sebagai karyawan dengan penghasilan tertentu dan tidak mengandalkan orang tua, namun masuk dalam kategori kelas menengah dan sedikit di atas.

“Sayangnya, ketika membeli rumah hanya ala kadarnya. Padahal, dengan budget yang sama mereka bisa beli furnitur dan rumah dengan desain yang mereka mau,” ujar Verik. 

Dengan berkembangnya media dan informasi, lanjut Verik, para milenial seharusnya tidak hanya sadar dengan teknologi digital, tetapi juga dengan estetika. Intinya, bagaimana mengakali agar dengan dana yang dimiliki mereka bisa mendapatkan rumah dengan desain yang mereka inginkan. 

Kalangan milenial memang cenderung menginginkan desain rumah custom sesuai keinginan mereka. Sepanjang 2017, dari proyek yang ditangani Velospace, sebanyak 50% menginginkan desain custom, sisanya mengikuti desain yang sudah disediakan oleh Velospace.

Untuk kebutuhan milenial, Velospace mengedepankan desain yang ringan, praktis, dan fungsional. Tidak banyak menghias, tetapi mengoptimalkan fungsi dan memberikan solusi kegiatan di rumah dan pekerjaan yang digeluti.

“Intinya kita membantu masyarakat untuk bisa memiliki rumah impiannya. Kita juga ingin membantu masyarakat agar bisa tinggal dengan lebih nyaman dan enak tanpa harus mengeluarkan duit yang sebegitu banyaknya,” ujar Verik.

Kerja Sama Strategis 

Menurut Verik, Velospace & Co tidak hanya menjadi tempat bagi para konsumen untuk menemukan arsitek, desainer, dan konraktor yang andal, tetapi juga sebagai wadah bagi para profesional tersebut untuk saling berkolaborasi. Melalui startup ini, para arsitek, desain interior, dan kontraktor bersinergi menjalin kerja sama strategis mengerjakan sebuah proyek dengan pola kemitraan. 

Untuk mengerjakan sebuah proyek tidak hanya butuh keahlian, tetapi juga dana yang tidak sedikit. Hal inilah yang biasanya dialami para arsitek dan desainer yang baru lulus. Contohnya, bisnis properti konvensional yang mengeluarkan modal besar untuk melakukan penetrasi di sebuah kota, padahal pasarnya belum tentu bisa menyerap. Di sisi lain, ada calon pelanggan potensial yang sebenarnya bisa digarap tanpa perusahaan harus mengeluarkan biaya operasional.

“Karena itu kami menawarkan penyedia jasa desain interior di kota lain yang tergabung dalam satu bendera yang sama (di Velsopace). Untuk menangani proyek-proyek besar, kita butuh kerja sama, begitu juga untuk satu proyek tertentu,” ungkap Verik. 

Dengan konsep ini, Velospace mengajak bukan hanya para desainer, tetapi juga arsitek dan insinyur sipil untuk membentuk kemitraan bisnis di bidang desain dan pembangunan properti di berbagai kota di Indonesia. Skema kerja sama berdasarkan pola bagi hasil (profit sharing) yang adil dan proporsional tanpa harus menyertakan modal.

Mereka yang tergabung dalam Velospace ternyata bukan hanya tiga profesional tersebut, tetapi juga para vendor penyuplai item bahan bangunan yang dibutuhkan. Hingga saat ini, Velospace sudah mempunyai 60-70 mitra yang berkolaborasi. Biasanya, 1 proyek melibatkan belasan hingga 20 vendor, mulai dari listrik, lampu, perabot elektronik, dan lain sebagainya. 

Dengan bantuan teknologi dan kolaborasi yang lengkap, proses mengerjakan proyek menjadi lebih efisien. Tidak seperti bisnis konvensional yang harus bertemu pelanggan yang menyita waktu, dengan platform yang dimiliki Velospace, cukup memaparkannya dengan mudah kepada pelanggan yang benarbenar memiliki dana. 

Setelah berhasil mengerjakan proyek-proyek di Jakarta, Velospace kini mengajak calon mitra di daerah lain, seperti Bali, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar. Kota tersebut saat ini sedang giat membangun proyek konstruksi dan properti.

Untuk bergabung, calon mitra cukup memberikan profil usahanya kepada manajemen Velospace. Setelah tergabung, saat ada proyek di kota mereka, secara otomatis Velospace akan melakukan penunjukan langsung. Selain hak ekslusif teritori, Velospace juga memberikan hak berbasis proyek. Misalnya, jika kompetensinya di interior hotel, setiap ada proyek hotel maka akan bekerja sama dengan mitra tersebut.

“Jadi, mitra kami bisa bekerja sesuai core competence-nya masing-masing,” tandas Verik. 

Verik optimistis bisnis properti mulai bergairah lagi di tahun ini. Terlebih lagi, pasar milenial yang dibidik merupakan pilihan yang tepat menurutnya, sebab ke depannya pasar properti untuk kalangan ini secara umum diprediksi akan naik 8%. Pasar milenial juga merupakan pasar yang tidak pernah dibidik oleh pelaku properti pada umumnya. Oleh karena itu pihaknya menargetkan pertumbuhan hingga tiga kali lipat di tahun ini, dengan mengerjakan minimal tiga proyek per bulan.

Bisnis apapun memang memiliki tantangan. Untuk bisnis properti sendiri, tantangannya adalah harga yang setiap tahun terus naik. Dengan harga yang semakin mahal, tahap berikutnya biasanya pemilik rumah akan merenovasi rumah untuk disewakan. Velospace akan meluncurkan 2 unit bisnis baru di kuartal 1 dan kuartal 3 tahun ini, yang berhubungan dengan desain spesial tata ruang. 

Velospace juga telah merencanakan bisnis Velospace hingga 5 tahun ke depan. Sesuai bisnis yang dijalani tentang ruang dan penggunannya, perusahaan akan terus mengembangkan kemungkinan akan adanya unit bisnis baru ke depannya, bahkan mungkin akan menjadi grup. Ke depannya, akan ada bagian yang khusus renovasi saja atau teknologi saja sehingga akan menjadi one stop solution untuk properti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: