Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Symantec Ungkap Cara Cryptojacking Serang Komputer

Symantec Ungkap Cara Cryptojacking Serang Komputer Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penjahat siber dengan cepat menambahkan Cryptojacking ke daftar "senjata" mereka dan menghasilkan aliran pendapatan baru yang sangat menguntungkan. Cryptojacking merupakan ancaman berkembang terhadap keamanan siber dan pribadi.

"Insentif keuntungan yang sangat besar membuat orang, perangkat, dan organisasi berisiko disusupi penambang koin ilegal yang akan menyedot sumber daya dari sistem mereka. Ini semakin mendorong penjahat untuk menginfiltrasi apa saja, mulai dari PC di rumah hingga pusat data raksasa," kata Director Systems Engineering Symantec Malaysia dan Indonesia, David Rajoo, di Jakarta, beberapa saat yang lalu.

Internet Security Threat Report (ISTR) Symantec memberikan pandangan menyeluruh tentang lanskap ancaman, termasuk informasi tentang aktivitas ancaman global, tren kejahatan siber dan motivasi penyerang.

Laporan tersebut menganalisis data dari Symantec Global Intelligence Network, yaitu jaringan yang mengumpulkan ancaman sipil terbesar di dunia yang mencatat aktivitas dari 126,5 juta sensor serangan di dunia dan memantau aktivitas ancaman di lebih dari 157 negara dan wilayah. Beberapa temuan penting di antaranya serangan Cryptojacking melonjak sebesar 8,500%.

Selama tahun lalu, kenaikan nilai cryptocurrency yang tajam memicu perburuan emas Cryptojacking bagi penjahat siber yang mencoba masuk ke pasar yang tak stabil. Deteksi penambang koin pada komputer endpoint meningkat 8,500% pada tahun 2017. Bahkan, Indonesia berada diperingkat ke-5 di wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) dan diurutan ke-23 secara global untuk aktivitas penambangan crypto.

Dengan sistem perlindungan yang lemah yang hanya membutuhkan beberapa baris kode untuk membobolnya, penjahat siber mencuri daya pemrosesan dan penggunaan CPU cloud konsumen dan perusahaan untuk menambang cryptocurrency.

Akibatnya, penambang koin bisa memperlambat perangkat, memanaskan baterai, dan dalam beberapa kasus, membuat perangkat tidak dapat digunakan. Bagi perusahaan besar, penambang koin dapat memberikan risiko gangguan atau matinya jaringan perusahaan/shutdown dan meningkatkan penggunaan CPU cloud, sehingga memperbesar biaya.

“Kini Anda bisa saja sedang berjuang melindungi sumber daya di ponsel, komputer, atau perangkat IoT Anda karena serangan tersebut mengeksploitasi perangkat tersebut untuk mendapatkan keuntungan," kata Andris Masengi, Country Manager Symantec Indonesia.

Andris menambahkan pengguna perlu meningkatkan pertahanan mereka atau mereka akan membayar akibat dari orang lain yang menggunakan perangkat mereka. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: