Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanggapan Emil saat Petani Minta Dibuatkan Aturan Cukai Ubi Cilembu

Tanggapan Emil saat Petani Minta Dibuatkan Aturan Cukai Ubi Cilembu Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Sumedang -

Petani ubi Cilembu meminta kepada Kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil jika kelak terpilih sebagai pemimpin Jawa Barat dapat membuat Peraturan Gubernur tentang cukai untuk ubi Cilembu. Tujuannya agar petani bisa mandiri dengan cukai tersebut.

"Dengan cukai Rp100 per kilogram, misalnya, dan kemudian dikembalikan lagi ke petani dapat membuat   petani mandiri," kata Ketua Asosiasi Agro Bisnis Ubi Cilembu (Asaguci) Asaguci, Hadie Guna, Sabtu (14/4/2018).

Menurut dia, jika ubi Cilembu sudah menjadi produk unggulan nasional maka cukai sangat dibutuhkan untuk membangun infrastruktur di kawasan perkebunan. Mengingat potensi ekonomi dari ubi Cilembu sangat besar, sehari dihasilkan 60 ribu-70 ribu ton.

Hadie menjelaskan ubi yang ditanam oleh sekitar 6000 petani di 4 kecamatan di Sumedang, yakni  Rancakalong, Tanjungsari, Pamulihan, Sukasari ini dipasarkan ke Jatim, Jateng, Bali, hingga Bima. Bahkan, diekspor ke Hongkong, Singapura, Malaysia, Korea, bahkan Jepang.

Meski demikian, selama ini, masih ada persoalan indikasi geografis (IG). Ubi yang berasal dari 4 kecamatan tersebut, juga di tanam di daerah lain, dan mereka menyebutnya sebagai ubi Cilembu. Padahal, berdasarkan wilayah IG, sebenarnya itu tidak boleh. "Kami butuh pelabelan IG untuk ubi Cilembu," ucap Hadi.

Untuk meningkatkan nilai jual, petani juga membuat produk makanan dari ubi, seperti keripik, dodol, cake, pasta, dan tepung. "Hanya kami butuh bimbingan soal kemasan agar nilai jual produk ini terangkat," ungkap Hadie.

Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil (Emil) menyatakan bahwa ubi Cilembu merupakan salah satu produk istimewa selain tahu Sumedang. Ubi ini luar biasa, petani bisa sejahtera dengan ubi ini. Dari satu hektare kebun ubi, pendapatan petani Rp10 juta per bulan. 

"Itu baru produk dasarnya saja. Belum lagi kalau olah, misalnya dibuat pasta. Ini favorit orang Jepang. Di Jepang, harga ubi Cilembu Rp200 ribu per kg. Ini menandakan potensi ekspornya luas biasa," kata Emil.

Dari berbagai persoalan yang dihadapi petani, menurut Emil, sebagai calon gubernur, dia akan membuat pusat packaging produk UKM. "Ini contohnya sudah saya buat. Inilah yang akan menduakalipatkan keuntungan bagi pelaku UMKM," ucap Emil.

Tugas gubernur adalah membuat sistem, bagaimana mereka bisa mengakses modal, membuat packaging yang bagus, hingga  menembus pasar ekspor, tanpa perusahaan orang lain, tapi oleh perusahaan milik pengusaha orang Sumedang sendiri.

Khusus untuk cukai, kata dia, kalau bisa dipenuhi, hasilnya bisa dikembalikan lagi ke petani untuk infrastruktur dan pengembangan perkebunan ubi Cilembu.

"Saya yakin dengan kerja kolaboratif dan inovasi antara pemerintah dan masyarakat, Sumedang dengan ubi Cilembunya bisa jadi daerah percontohan yang sejahtera oleh produk agrikultur," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: