Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putus Rantai Narkoba, BNN DIY Perkuat Pencegahan

Putus Rantai Narkoba, BNN DIY Perkuat Pencegahan Kredit Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Warta Ekonomi, Bantul -

 Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menguatkan kegiatan pencegahan untuk memberantas peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang di seluruh wilayah kabupaten dan kota daerah ini.

"Pola yang kita pakai dalam rangka memberantas narkotika ini kita kuati dengan pencegahan, kita putus antara 'supply reduction' dan 'demand reduction'," kata Kepala BNNP DIY Brigjen Pol Triwarno Atmojo di Kabupaten Bantul, DIY, Minggu.

Menurut dia, kegiatan pencegahan dalam pemberantasan narkoba di antaranya dengan memberikan pengarahan kepada masyarakat bahwa narkotika tersebut sangat berbahaya, sehingga masyarakat menghindar dan menjauh dari barang tersebut.

Selain itu, menurut dia, dengan pola pencegahan tersebut jumlah pemakai narkotika akan terus berkurang, yang nantinya berdampak pada pengurangan permintaan barang itu.

"Kalau pemakai berkurang tentunya suplai otomatis berkurang, tetapi kalau hanya dikuatkan berantas pemberantasan kalau pemakai terus masih ada, otomatis suplai dengan segala macam cara akan mendistriusikan barang, maka kita akan kuati dengan pencegahan," katanya.

Kepala BNNP DIY juga mengatakan, lembaganya saat ini terus berupaya mendeteksi keberadaan narkoba di wilayah DIY, agar bisa diungkap dan peredaran bisa dicegah, upaya itu dilakukan dengan melibatkan organisasi dan lembaga antinarkoba.

"Karena seperti yang saya katakan tadi, kalau pemakai masih ada terus, suplai dengan segala macam cara memberikan barangnya kepada pemakai. Kita menghimbau dan membuat organisasi atau lembaga antinarkoba tujuan mengurangi permintaan ini," katanya.

Menurut dia, kasus narkoba di DIY diakui sudah mengkhawatirkan, bahkan pada 2017 BNNP DIY bisa mengungkap kasus di wilayah ini yaitu sabu kurang lebih 25 kilogram, kemudian ektasi sekitar tiga ribuan butir, kemudian ganja sekitar enam kilogram.

"Jadi kalau untuk Yogyakarta termasuk besar, jadi ya mengkhawatirkan. Dan memang peredaran narkotika itu peredaran sindikat internasionalm jadi jaringannya jaringan internasional," katanya.

Meski demikian, kata dia, dari sisi pengguna narkotika di wilayah DIY meski terbilang tinggi, namun selama beberapa tahun terakhir mengalami penurunan peringkat secara nasional.

"Cukup tinggi prevalensi daripada narkotika, secara nasional memang terakhir kurang lebih di urutan 30an, dua tahun lalu masih delapan, tapi sekarang prevalensi turun," katanya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Bagikan Artikel: