Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berpotensi Menguntungkan, Dua Sektor ini Perlu Dilirik Wirausaha Muda

Berpotensi Menguntungkan, Dua Sektor ini Perlu Dilirik Wirausaha Muda Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masuknya era digitalisasi patut dimanfaatkan generasi muda untuk dijadikan peluang berbisnis. Karena dari sisi tren inilah beberapa sektor andalan yang berpotensi besar menghasilkan pundi-pundi uang.

Elisabeth Yunarko yang kini menjalankan bisnisnya sebagai Co-Founder dan Managing Director Spokle mengaku platformnya itu memiliki banyak peminat, terutama dari kalangan orang tua. Usaha dari sektor kesehatan dan pendidikan ini, lanjut Elisabeth, memberikan pengaruh besar bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). 

"Karena background saya di kesehatan dan saya percaya kalau edukasi dan kesehatan itu faktor yang potensinya sangat besar di Indonesia dan seluruh dunia juga," kata Elisabeth saat ditemui Warta Ekonomi di Hotel Harris, Jakarta, beberapa saat lalu.

Spokle sendiri merupakan perusahaan kesehatan yang berbasis di Australia. Fitur aplikasinya menampilkan terapis virtual untuk merangsang perkembangan anak yang menderita gangguan pendengaran, keterlambatan dalam berbicara, dan lemah dalam sensor motoriknya.

Setahun berdiri, Spokle sudah memiliki 4.000 pengguna di Indonesia. Jumlah ini termasuk dalam pengguna yang aktif mengunduh video.

Atas pencapaiannya itu, Elisabeth "memprovokatori" generasi muda agar melirik usaha di sektor pendidikan dan kesehatan. Elisabeth berkesimpulan bahwa bisnis yang dilandasi dengan inovasi cenderung menarik minat pasar.

"Contohnya, Spokle lebih di inovasi karena kita melihat ada satu gap di market yang saat ini tidak dilayani dengan baik atau kuranglah. Kita lihat, jumlah masyarakat di Indonesia mencapai 260 jutaan dan terapis wicara di Indonesia ada 1.000 orang lebih dan setengahnya itu ada di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa," ungkapnya.

Dari kondisi tersebut, Elisabeth memandang perlu adanya solusi bagaimana mengatasi kekurangan terapis di Indonesia.

"Kita juga melihat tentunya model-model apa yang sudah diterapkan di negara lain atau sudah ada model yang mirip seperti Go-Jek dan lainny. Jadi, orang Indonesia memakai aplikasi ini sudah biasa sekali, jadi kita lihat masalah itu yang memberi kesempatan unik," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: