Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan Suriah Tak Pengaruhi Investor

Serangan Suriah Tak Pengaruhi Investor Kredit Foto: Reuters/Abdalrhman Ismail
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak investor berbagai kelas aset mengkhawatirkan serangan AS terhadap Suriah akan menjadi pemicu baru untuk menjual aset berisiko. Walau begitu, serangan Sabtu kemarin yang juga melibatkan Inggris dan Prancis bersifat terbatas dan sepertinya tidak berulang karena Presiden Trump sudah mengatakan bahwa 'misi selesai'.

Menurut Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed, banyak orang yang khawatir serangan tersebut akan membuka konfrontasi lebih besar, tapi ternyata tidak cukup hebat untuk mengundang serangan balasan dari Rusia.

"Reaksi pasar valas yang tidak terlalu besar di hari Senin (16/4/2018) menunjukkan kelegaan investor dan perkiraan bahwa konflik tidak akan semakin menjadi," ujar Hussein di Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Lebih lanjut, katanya, penurunan harga minyak juga isyarat kelegaan pasar setelah ketegangan geopolitik pekan lalu membuat Brent melonjak ke level tertinggi sejak 2014. Sumber tekanan lainnya adalah perusahaan energi AS: jumlah rig minyak bertambah tujuh buah lagi pada pekan 13 April sehingga jumlahnya menjadi 815. Level ini terakhir tercatat pada Maret 2015.

"Walaupun turun 1% pada awal perdagangan, saya melihat masih banyak premi risiko pada harga saat ini, dan dengan semakin berkurangnya ketegangan geopolitik, saya rasa harga akan semakin turun ke bawah $70," ungkap dia.

Sementara soal pasar finansial dirinya memperkirakan pasar finansial akan sibuk pekan ini, terutama dengan data penghasilan sekitar 60 perusahaan S&P 500. Sejauh ini sekitar 70% perusahaan yang telah melaporkan hasil aktual berhasil melampaui ekspektasi EPS Wall Street.

"Jika kejutan positif tidak berubah dari level saat ini, ada peluang besar bahwa perusahaan melaporkan pertumbuhan pendapatan 20%. Pemangkasan pajak jelas merupakan faktor penting di balik pertumbuhan pendapatan," paparnya. 

Dengan musim penghasilan yang positif dan valuasi yang lebih baik dibandingkan satu tahun lalu, ada kemungkinan bahwa bulls akan memegang kendali. Walau begitu, ini juga bergantung pada faktor lain yang dapat menjadi hambatan antara lain hubungan Rusia-AS, geopolitik Timur Tengah, ketegangan perdagangan, atau ekspektasi kenaikan inflasi, dan masih banyak lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: