Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menunggu Realisasi Kereta Cepat di Rezim Jokowi (1)

Menunggu Realisasi Kereta Cepat di Rezim Jokowi (1) Kredit Foto: Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden China Xi Jin Ping dan Presiden Indonesia Joko Widodo telah enam kali bertemu untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang dalam mengembangkan kemitraan strategis yang komprehensif, salah satunya infrastruktur.

Infrastruktur menjadi bidang pembangunan yang penting bagi Indonesia dan China. Untuk itu, kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia gencar dilakukan guna meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.

China telah terlibat aktif dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, di antaranya dalam pembangunan jalan tol Medan - Binjai di Sumatera Utara, pembangunan jalan tol Mando - Bitung di Sulawesi Utara dan jembatan tol Surabaya-Madura.

Ada dua proyek besar yang sangat penting dan yang sedang dikerjakan dengan melibatkan investasi China adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan empat koridor ekonomi Indonesia.

Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia Xiao Qian mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Kami akan melanjutkan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dengan lebih lancar dan lebih cepat," kata Xiao Qian dalam wawancara khusus bersama Antara di Kedutaan Besar China di Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Dubes Xiao mengatakan dengan upaya bersama dan kerja keras antara pihak Indonesia dan China, maka pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut akan bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan setiap tahapan pembangunan dalam rangka membawa manfaat bagi masyarakat.

Pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan kerja sama kedua negara yang didasari kepemimpinan kuat Presiden China Xi Jin Ping dan Presiden Indonesia Joko Widodo mendorong. Kedua belah pihak bekerja erat dan terus membuat kemajuan bagi proyek itu. Hingga saat ini, pembebasan lahan telah mencapai 54 persen.

Kedua belah pihak juga mengatasi berbagai masalah terkait konstruksi proyek kereta cepat, salah satunya adalah jalur kereta yang akan melewati wilayah perkotaan yang memiliki fasilitas seperti jembatan layang, terowongan, jalan tol. Untuk itu, penting melanjutkan konstruksi proyek kereta cepat tanpa menganggu fasilitas-fasilitas yang sudah ada dengan pengelolaan yang tepat.

Kedua belah pihak juga menanamkan lebih banyak modal untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung naik 83 juta dolar AS karena adanya tambahan biaya asuransi proyek dan biaya pelindung pinjaman terhadap volatilitas yang tak terduga (Debt Service Reserve Account/DSRA), kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwi Windarto.

Porsi pendanaan proyek tersebut terbagi dua, 75 persen ditanggung China Development Bank (CDB) dan 25 persen dari ekuitas pemegang saham KCIC, yang terdiri atas lima badan usaha China (40 persen) dan empat perusahaan BUMN yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (60 persen).

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer tersebut, katanya, akan berdampak bagi perkembangan ekonomi lokal bagi wilayah di sepanjang jalur kereta itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: