Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Kredit Triwulan I 2018 Masih Terbatas

Pertumbuhan Kredit Triwulan I 2018 Masih Terbatas Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan I 2018 secara triwulanan (qtq) melambat sesuai dengan pola penyaluran kredit pada awal tahun, namun lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pertumbuhan kredit baru sebesar 75,9% pada triwulan I 2018, lebih rendah dari 94,3% pada triwulan sebelumnya, sejalan dengan masih rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah di awal tahun," tulis BI dalam laporan tersebut di Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Meski demikian, pertumbuhan kredit baru pada triwulan I 2018 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan SBT pertumbuhan kredit baru triwulan I 2017 yang hanya sebesar 52,9%.

BI menyebutkan, meski suku bunga kredit menurun dari triwulan sebelumnya, rendahnya kebutuhan pembiayaan nasabah pada awal tahun dan penyaluran kredit yang seiektif dari bank untuk menekan risiko penyaluran kredit menyebabkan pertumbuhan kredit baru melambat pada triwulan I 2018. 

Pada triwulan I 2018, upaya responden untuk mendorong penyaluran kredit tercermin dari pelonggaran kebijakan penyaluran kredit. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standar triwulan I 2018 sebesar -3,8, lebih rendah dibandingkan 14,4 pada triwulan sebelumnya, terutama berupa penurunan suku bunga kredit.

Selain itu, penurunan rata-rata persentasi jumlah permohonan kredit yang tidak disetujui oleh bank juga menurun dari 21,7% pada triwulan sebelumnya menjadi 17,9% pada triwulan l 2018.

"Pada triwulan l 2018, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan kredit. Pada periode tersebut, SBT kredit modal kerja menurun dari 84,3% menjadi 71,9%, SBT kredit investasi turun dari 84,2% menjadi 73,5%, dan SBT kredit konsumsi turun dari 35,0% menjadi 16,6%," ungkap BI.

Kemudian, pertumbuhan permintaan kredit baru pada 12 sektor ekonomi melambat pada triwulan I 2018, terutama pada sektor perantara keuangan (turun 31,2 poin), sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (turun 31,0 poin) dan sektor konstruksi (turun 26,2 poin). 

Sementara berdasarkan golongan debitur, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru terjadi pada kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Non Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit non-UMKM.

Terbatasnya permintaan kredit baru pada triwulan I 2018 ditengarai telah diperkirakan oleh responden. Hal ini tercermin dari persentase jumlah responden yang memilikl realisasi kredlt baru di bawah target (deviasi di atas 5%) sebesar 57,5%, menurun dibandingkan 62,5% pada triwulan sebelumnya.

Dari sisi penggunaan, jumlah responden yang mengalami deviasi penyaluran kredit modal kerja sama dengan triwulan sebelumnya sebanyak 22,5%, sedangkan deviasi kredit investasi menurun dari 40,0% menjadi 25,0% dan deviasi kredit konsumsi meningkat dari 30,0% menjadi 35,0%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: