Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Rating oleh Moody's Bawa Angin Segar bagi Pasar Saham

Kenaikan Rating oleh Moody's Bawa Angin Segar bagi Pasar Saham Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kenaikan level rating investment yang baru saja diberikan Moody's kepada Indonesia minggu lalu membawa angin segar bagi pasar saham Indonesia. Hampir sebagian besar saham emiten di bursa terkerek naik, termasuk saham emiten barang konsumsi meski pemulihan daya beli masyarakat belum terlalu kuat.

Menurut Analis Bahana Sekuritas, Michael Setjoadi, pertumbuhan penjualan industri barang konsumsi yang bergerak cepat atau fast moving consumer goods (FMCG) diperkirakan masih akan rendah pada kuartal pertama. Maka dari itu, beberapa perusahaan yang bergerak di sektor FMCG cukup berhati-hati dalam mengelola pengeluaran, termasuk belanja iklan yang cukup besar.

''Melalui pemotongan belanja iklan, beberapa perusahaan bisa mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama tahun ini,'' ungkap Michael dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Tingkat konsumsi masyarakat pada kuartal pertama tahun ini masih belum cukup menggembirakan, pasalnya awal tahun lalu, konsumsi masyarakat terbilang kuat karena pemerintah belum menaikkan tarif listrik. Setelah memasuki paruh kedua tahun lalu, daya beli masyarakat mulai turun sehingga berdampak pada tingkat penjualan yang belum akan memperlihatkan kinerja positif pada kuartal satu tahun ini.

Namun, Bahana Sekuritas memperkirakan pada kuartal dua tahun ini, daya beli masyarakat akan mendapat angin segar yang didorong oleh beberapa faktor yakni pencairan dana desa yang akan dilakukan oleh pemerintah melalui dua tahap, yakni pada Maret-Juli sebesar 60%, sedangkan sisanya akan mulai dicairkan pada Agustus. Di saat yang bersamaan menjelang Idul Fitri, masyarakat akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR), diikuti dengan perhelatan Asian Games pada Agustus.

Pemulihan daya beli ini akan semakin kuat dengan perhelatan Pilkada serentak pada Juni mendatang, yang biasanya baru akan mendorong penjualan ritel setelah Pilkada selesai.

Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service (Moody’s) meningkatkan Sovereign Credit Rating Indonesia dari Baa3 dengan outlook Positif menjadi Baa2 dengan outlook Stabil pada 13 April 2018. Akhir tahun lalu, Fitch Ratings juga meningkatkan rating Indonesia dari BBB- dengan outlook Positif menjadi BBB dengan outlook Stabil pada 20 Desember 2017.

Di sisi lain, faktor global seperti kenaikan harga minyak dunia yang dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah serta perang dagang yang dikumandangkan oleh Amerika bisa memicu kenaikan harga bahan baku yang pada akhirnya bakal memicu kenaikan harga barang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: