Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jagorawi Diterapkan Ganjil-Genap, ke Jakarta Lebih Cepat?

Jagorawi Diterapkan Ganjil-Genap, ke Jakarta Lebih Cepat? Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Transportasi Yayat Supriatna menilai penerapan kebijakan ganjil-genap di Gerbang Tol Cibubur 2 ruas Tol Jagorawi berdampak pada peningkatan kecepatan kendaraan sehingga waktu tempuh menuju Jakarta lebih singkat.

"Ini luar biasa, kepadatan berkurang, kecepatan bisa lebih baik, waktu tempuh menjadi lebih cepat. Perjalanan lebih cepat itu rata-rata bisa kecepatan 90-100 km per jam di Tol Jagorawi, artinya di sini ada kecepatan maksimal yang bisa didapat. Ini sangat membantu para pengguna untuk mendapatkan waktu perjalanan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum ada ganjil-genap," kata Yayat di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Pembelakuan ganjil-genap di Gerbang Tol Cibubur 2 ruas Tol Jagorawi oleh Kementerian Perhubungan telah berlangsung hampir sepekan Dia mengatakan dengan diberlakukannya kebijakan ganjil-genap di Gerbang Tol Cibubur 2 ruas Tol Jagorawi terjadi peningkatan kecepatan kendaraan sehingga waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju Jakarta lebih singkat.

Pihaknya mengapresiasi pemerintah yang telah berupaya mencari solusi menangani kemacetan.

Namun, menurut dia, masih terjadi kepadatan khususnya di ruas Tol Dalam Kota sebagai imbas pertemuan dari arah Bekasi dan Bogor, tetapi kepadatan di di ruas Tol Dalam Kota sudah lebih baik.

"Harus diakui kita masih punya 'bottleneck'-nya itu di ruas Tol Dalam Kota. Tapi intinya di dalam kecepatan, di Tol Dalam Kota relatif cukup baiklah, tidak separah dulu. Memang masih ada kepadatan tapi hanya pada beberapa titik saja. Terlebih masih ada pemberlakuan 'contraflow' di Tol Dalam Kota mulai Cawang hingga Semanggi, itu sangat membantu," katanya.

Yayat menambahkan dari Bogor ke Grogol di Jakarta ia hanya perlu waktu satu jam.

Menurut dia, waktu tempuh ini dulu hanya didapat pada waktu malam hari ataupun pada hari libur.

Yayat juga mengajak masyarakat untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya mengatasi kemacetan di Ibuk Kota.

Dia mengimbau masyarakat yang terdampak kebijakan ini mendukung dengan beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum, termasuk masyarakat yang mengeluhkan kepadatan di jalan arteri sebagai dampak pemberlakuan kebijakan ini.

Yayat memastikan kebijakan ini sudah berlandaskan asas keadilan, selain kebijakan ini dilakukan secara situasional dari pukul 06.00 hingga pukul 09.00, masyarakat pengguna kendaraan pribadi bisa merasakan dampak kebijakan ini secara bergantian, terlebih pemerintah dalam hal ini telah berupaya menyediakan angkutan umum yang layak di titik-titik tertentu.

"Kalau kita tidak ingin masuk ke jalan arteri yang macet sebetulnya tinggal pindah ke angkutan umum, kan kondisi angkutan umum yang disediakan tidak seburuk apa yang dirasakan selama ini. Kemudian dari sisi keadilan pun sebetulnya sudah diberlakukan, artinya satu kebijakan ini tidak sepanjang hari hanya dari pukul 06.00 sampai pukul 09.00. Jadi arteri tidak macet selamanya," ujarnya.

Soal angkutan umum Yayat berharap pemerintah menambah jumlah armada angkutan umum. Hal lainnya soal tarif parkir kendaraan pribadi di titik-titik yang telah ditentukan juga perlu dibuat lebih murah.

Menurut dia, dengan begitu masyarakat akan lebih tertarik untuk berpindah ke angkutan umum karena biaya yang dikeluarkan masyarakat akan lebih murah jika menggunakan angkutan umum.

Lebih lanjut Yayat mengungkapkan perlu ada percepatan pembangunan infrastruktur transportasi seperti proyek jalur double-double track kereta api hingga Cikarang, proyek LRT, proyek Tol Jakarta-Cikampek layang (elevated), dan proyek Tol Becakayu.

Selain itu jalur khusus angkutan umum bus di ruas tol perlu benar-benar dibuat seperti jalur Trans Jakarta yang sudah ada sekarang.

"Dengan DDT orang dari Cikarang, Bekasi, Tambun, itu akan lebih cepat masuk ke Jakarta. Kemudian ditambah lagi dengan LRT jadi, kalau 'elevated' Tol Jakarta-Cikampek, Tol Becakayu kalau jadi itu Bekasi luar biasa solusinya," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: