Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perempuan-Perempuan Hebat di Balik Penanganan Teluk Balikpapan (2)

Perempuan-Perempuan Hebat di Balik Penanganan Teluk Balikpapan (2) Kredit Foto: Antara/Sheravim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sea Heaven 2 adalah kapal untuk mengangkat pipa Pertamina yang patah pada tanggal 31 Maret 2018 yang disebabkan kekuatan eksternal. Patahnya pipa sempat menyebabkam tumpahnya minyak mentah Pertamina ke perairan Teluk Balikpapan. Sejak awal April 2018, secara visual Teluk Balikpapan sudah terlihat bersih kembali.

Meskipun demikian, Pertamina dan warga Balikpapan masih menunggu investigasi atas penyebab eksternal atas patahnya pipa tersebut untuk kepentingan hukum. Di samping itu, warga Balikpapan juga menantikan hasil uji laboratorium atas kualitas air Teluk Balikpapan yang sedang dilakukan KLHK.

Terangkat Berkat peran dari Maya, Pertamina berhasil mengangkat potongan kedua dari pipa minyak mentah yang patah di dasar Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, dari kedalaman 22 meter untuk kepentingan penyelidikan aparat kepolisian. Potongan kedua ini berbobot lebih dari 9 ton dengan panjang 12 meter, sementara berat pipa mencapai 500 kg per meter, terbuat dari baja setebal 12 milimeter dan garis tengah 20 inci. Potongan pertama yang telah berhasil diangkat sepanjang 7 meter dengan berat 3,5 ton.

Tim menggunakan crane atau derek berkekuatan 150 ton dan melibatkan 19 orang penyelam untuk menjalankan operasi ini. Pengangkatan pipa patah tersebut atas permintaan Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Kalimantan Timur yang menurunkan tim ahli identifikasi Inafis. Pengangkatan juga diawasi Kejaksaan Negeri Balikpapan dan TNI Angkatan Laut.

Seluruh pipa yang akan diangkat mencapai panjang 43 meter. Pipa sepanjang itu ditentukan setelah dalam penginderaan sonar diketahui pipa putus di satu titik, kemudian tertarik hingga ada dua bagian lain yang bengkok. Ujung yang patah dan putus bergesar hingga 120 meter dari posisi awalnya.

Pada pipa pertama yang berhasil diangkat ke geladak kapal Sea Haven 2, kapal tempat di mana crane atau derek berada, terlihat pada potongan pipa sepanjang 7 meter itu penyok dan lapisan beton pelindung pipa terkelupas sepanjang 3 meter.

Pipa itu langsung diperiksa tim penyidik, Inafis Polda Kaltim, serta tim Pertamina Refinery Unit (RU) V.

Sebelumnya, sebanyak 19 penyelam secara bergantian melakukan pemotongan pipa, kemudian memasangkan strap nilon melingkari pipa dan dihubungkan dengan kabel untuk diangkat crane. Para penyelam bekerja dalam dua tim, satu tim terdiri dari delapan orang dan tiga orang siaga. Setiap tim bekerja bergantian selama 45 menit untuk memotong pipa dan memasangkan strap nilon tersebut.

Pemotongan pipa yang dilakukan di bawah air membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, pihaknya harus memperhatikan cuaca dan arus di bawah permukaan laut.

"Kebetulan pada hari Kamis dan Jumat cuaca cukup baik dan arus relatif tenang sehingga bisa dikerjakan pemotongan pipa dan pengangkatannya," kata Manajer Komunikasi dan CSR PT Pertamina (Persero) Regional Kalimantan Yudi Nugraha.

Potongan-potongan pipa itu akan dibawa ke jetty (dermaga) Pertamina RU V untuk diperiksa sebagai investigasi lanjutan oleh Polda Kaltim. Menurut Direktur Dirkrimsus Polda Kaltim Komisaris Besar Polisi Yustan Alpiani, polisi akan melakukan rekonstruksi berdasarkan semua data yang sudah diketahui. Pipa-pipa ini diangkat sebagai barang bukti atas kejadian tumpahan minyak mentah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: