Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Go-Food Festival Diharapkan Jadi Pusat Wisata Kuliner

Go-Food Festival Diharapkan Jadi Pusat Wisata Kuliner Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Go-Food Festival yang diselenggarakan oleh perusahaan teknologi Go-Jek diyakini memiliki multiplier effect. Tidak hanya mendorong pengembangan UMKM kuliner, tapi juga meningkatkan minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara terhadap kuliner setempat. 

Strategic Regional Head Kalimantan & Sulawesi Go-Jek, Anandita Danaatmaja, mengungkapkan pihaknya memang mengharapkan Go-Food Festival menjadi pusat wisata kuliner. Toh, dengan berbagai potensi kekayaan kuliner di Kota Daeng, Go-Food Festival merupakan ajang tepat untuk memperkenalkan kuliner lokal sekaligus menjadi destinasi wisata kuliner. 

Anandita menjelaskan Go-Food Festival di Makassar yang berlangsung 21 April 2018 hingga 21 April 2019 menggunakan konsep food court atau pujasera (pusat jajanan serba ada). Para pengusaha UMKM dapat menawarkan produk kulinernya dengan modal yang tidak begitu besar dan tanpa perlu mempekerjakan banyak karyawan. 

"Yang berbeda dengan konsep food court pada umumnya, para pengusaha tidak perlu menyiapkan dana besar di muka untuk biaya sewa booth dan jasa pelayan. Kami juga akan menyiapkan seluruh kebutuhan peralatan masak yang biasanya juga cukup mahal bagi para pebisnis mikro," ucapnya, di sela pembukaan Go-Food Festival di Makassar. 

Go-Food Festival yang telah berlangsung di Jakarta, Bogor, Bekasi dan Cirebon, memiliki rata-rata transaksi yang mencapai 1.300 transaksi pada hari kerja (Senin-Jumat) dan 1.800 transaksi pada akhir pekan (Sabtu-Minggu). 

"Melihat pencapaian tersebut, kehadiran Go-Food Festival di Makassar juga diharapkan menjadi pusat wisata kuliner bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan juga bersantai bersama teman sembari menikmati keragaman kuliner yang disuguhkan oleh para merchant yang ada di Go-Food Festival," ucapnya. 

Anandita menambahkan banyak mitra merchant yang memulai bisnis kuliner hanya dari dapur dengan peralatan seadanya dan kini usaha mereka berkembang lebih besar dengan hadirnya infrastruktur dari Go-Food. 

Dia menambahkan bahwa rata-rata transaksi mereka meningkat 2.5 kali sejak bergabung dengan Go-Food. Ada beberapa kunci penting yang membedakan Go-Food dengan layanan pesan antar makan lainnya. Seperti, pilihan merchant dan menu yang banyak serta ketersediaan Go-Food di 50 kota di Indonesia. 

"Selain itu, jangkauan pemesanan GO-FOOD yang luas, sehingga masyarakat dapat membeli kuliner yang diinginkan dari mana saja asalkan tidak lebih dari 25 km,” pungkasnya Anandita.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: