Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alasan Go-Jek Edukasi Pengelolaan Sampah di Kawasan Podomoro City

Alasan Go-Jek Edukasi Pengelolaan Sampah di Kawasan Podomoro City Kredit Foto: Go-Pay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Corporate Affairs Go-Jek Indonesia Nila Marita menyatakan bahwa Go-Jek sangat antusias mendukung program CSR kreatif #TrashForCash melalui Go-Pay.

Selain mengedukasi masyarakat perihal pengelolaan sampah, menurut Nila, program ini penting untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan. Alasan tersebut mendorong Go-Jek melalui Go-Pay untuk menjalin kolaborasi dengan PT Agung Podomoro Land Tbk (APL), Yayasan Agung Podomoro Land, PBI-Inner City, dan PT Ari Karya Utama.

"Kami antusias menjadi bagian dari motor perubahan budaya peduli sampah di Indonesia. Go-Jek dan Go-Pay senang dapat turut berkontribusi dalam misi kepedulian sosial dan lingkungan hidup," tutur Nila dalam pernyataan persnya di Jakarta, Senin (23/4/2018).

Pada tahap awal program, #TrashForCash fokus pada sampah botol plastik bekas minuman yang merupakan salah satu sampah terbesar di perkotaan. Seluruh masyarakat diajak untuk menjadi peserta #TrashForCash. Mulai dari penghuni apartemen-apartemen yang ada di kawasan Podomoro City, karyawan, tenant, pegawai kantor, sampai anak-anak sekolah di sekitar kawasan.

"Dengan inovasi kemudahan penukaran insentif melalui saldo Go-Pay, kami berharap program #TrashForCash ini akan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat terutama penghuni, warga sekitar kawasan kompleks hunian APL, serta mahasiswa Podomoro University. Kami berharap inovasi program CSR kreatif ini dapat turut membangun budaya sadar bersih lingkungan bagi masyarakat luas," ucap Nila.

Kolaborasi ini juga melibatkan PBI-ICM dan PT Ari Karya dalam pengelolaan sampah yang dikumpulkan dari masyarakat. PBI-ICM sebagai pihak yang mengelola sampah di lokasi kegiatan dan PT Ari Karya sebagai pengumpul dan pengangkut sampah yang telah dikumpulkan dari peserta program #TrashForCash.

Untuk berpartisipasi dalam program ini, masyarakat dapat membawa sampah botol plastik bekas minuman ke booth bank sampah #TrashForCash terdekat untuk perhitungan jumlah dan nilai rupiah dari sampah tersebut. Adapun harga untuk botol kecil sampai dengan 330 ml akan dihargai Rp30 per botol, lalu botol ukuran sedang berukuran sampai dengan 600 ml bernilai Rp50 per botol, dan botol ukuran besar sampai dengan 1.200 ml bernilai Rp70 per botol.

Biasanya, sampah tersebut ditukarkan dengan insentif berupa uang tunai dari bank sampah. Melalui kerja sama #TrashForCash ini, si pembawa botol bisa menukarkan dengan saldo dari akun Go-Pay.

Setiap botol yang disetorkan akan dicatat di kartu peserta. Kartu ini wajib dibawa setiap peserta melakukan penyetoran sampah botol plastik di booth #TrashForCash. Pada tanggal 25 hingga 30 tiap bulan, peserta bisa menukarkan sampah plastik yang telah mereka setorkan dengan insentif bank sampah berupa saldo Go-Pay (minimum tukar sebesar Rp5.000). Jika tidak ditukarkan, saldo pada kartu peserta dapat diakumulasikan terus selama periode program ini, yakni enam bulan.

PBI-ICM dan PT Ari Karya akan memastikan sampah anorganik berupa botol plastik bekas minuman ini dikelola dan didaur ulang dengan baik sehingga mampu mengurangi beban sampah yang diangkut ke Tempat Penampungan Akhir.

#TrashForCash merupakan salah satu program dari Flagship Social Campaign APL bertajuk #UntrashingNow. Kampanye sosial ini mencermati masalah sampah dan bertujuan untuk mendorong perubahan budaya masyarakat terhadap sampah.

Baca Juga: Meningkat 21 Persen, Bandara Ngurah Rai Layani 3,5 Juta Penumpang Hingga Februari 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: