Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Tren Teknologi yang Harus Diketahui Para Pemimpin Bisnis Indonesia

Ini Tren Teknologi yang Harus Diketahui Para Pemimpin Bisnis Indonesia Kredit Foto: Sage Asia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Vice President & Managing Director Sage Asia, Robin Chao, mengidentifikasi beberapa tren bisnis utama yang akan memainkan peran penting bagi perusahaan dalam berbisnis di tahun ini sekaligus beberapa pertanyaan yang akan membantu mengarahkan Anda mengidentifikasi langkah-langkah penting untuk mengelola perjalanan digital. 

Tren Pertama Transformasi Digital

Hal ini telah menjadi istilah populer yang digunakan oleh banyak bisnis pada beberapa tahun belakangan. 

Menurut Robin, Indonesia memiliki tujuan ambisius untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar dunia pada 2020 sesuai kampanye "2020 Go Digital Vision" yang diluncurkan pada 2015 lalu. Kampanye tersebut memiliki tiga tujuan yakni mendukung 8 juta UKM untuk "diberdayakan secara digital", membantu satu juta petani dan nelayan untuk go digital, dan menciptakan 200 startup teknologi setiap tahunnya hingga tahun 2020. 

"Inisiatif-inisiatif tersebut akan membantu meningkatkan tingkat kesiapan digital UKM secara keseluruhan dengan memberi saran tentang teknologi yang akan digunakan pada setiap tahap perjalanan digital mereka," kata Robin dalam pernyataan persnya di Jakarta, Rabu (25/4/2018). 

Dengan teknologi yang terus berdampak pesat pada dunia bisnis, Robin melihat beberapa perusahaan mengalihkan fokus dari sekadar mengadopsi teknologi baru untuk mengembangkan strategi pengelolaan digital sepenuhnya. 

Transformasi digital tidak lagi hanya tentang upgrade ke perangkat lunak baru, namun tentang memastikan adopsi baru yang akan memiliki manfaat jangka panjang untuk bisnis Anda. 

"Selama sisa tahun ini, kita akan melihat bisnis yang lebih kecil menaruh fokus lebih besar kepada efisiensi pekerjaan dengan memanfaatkan data untuk membantu perencanaan strategis dan memperbaiki pengambilan keputusan," imbuhnya. 

Tren Kedua Perpindahan (yang tak terelakkan) ke Cloud

Teknologi cloud dikatakan Robin dapat membantu bisnis dalam segala ukuran dan merampingkan operasi serta memaksimalkan produktivitas sehingga memungkinkan mereka untuk bersaing di tingkat global meski dengan sumber daya yang terbatas. 

"Bisnis-bisnis tersebut juga mendapatkan akses kepada kemampuan teknologi canggih termasuk kustomisasi aplikasi, keamanan, penjualan, dan optimasi pemasaran," lanjutnya.

Dengan kelincahan, fleksibilitas, skalabilitas, dan mobilitas yang besar, cloud sangat penting untuk bisnis saat ini. Bahkan sesungguhnya, IDC memprediksi bahwa pada 2020, sebanyak 70% perangkat lunak, layanan, dan belanja teknologi akan berbasis di cloud

Di seluruh negara ASEAN, sambung Robin, Indonesia diharapkan dapat menyaksikan pertumbuhan tercepat dalam adopsi cloud. Pertumbuhan konsumsi mobile serta meningkatnya permintaan akan layanan pemulihan bencana telah menjadi kunci untuk mendorong permintaan layanan cloud di Indonesia. 

Trend Ketiga Globalisasi di Pasar Lokal Kita

Robin menyebut selama sisa tahun ini, hyper-connected economy akan mulai menjadi kebutuhan bagi perusahaan. 

"Banyak bisnis di Asia akan going global karena percepatan ekonomi yang didorong oleh industri teknologi. Bisnis akan mulai merasakan tekanan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan tekanan persaingan yang semakin meningkat yang mengharuskan mereka beralih ke model always on-demand," terangnya.

Bisnis yang mengembangkan budaya digital berbasis data akan diperlengkapi dengan lebih baik untuk memenuhi tuntutan masa depan yang semakin meningkat. Globalisasi mewajibkan organisasi untuk merampingkan proses mereka dan beralih ke pola pikir tangkas. 

Trend Keempat Big Data and Analytics

Dikatakan Robin, big data telah menjadi topik hangat bagi banyak bisnis dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, budaya digital menghasilkan data dalam jumlah yang sangat besar. 

"Perusahaan telah mampu menggunakan data ini untuk mendapatkan wawasan tentang perilaku pelanggan, belajar lebih banyak tentang tenaga kerja mereka, memperbaiki pengambilan keputusan, dan mendorong pertumbuhan," lanjutnya. 

Di Indonesia, berbagai industri pun telah memanfaatkan data dan analisis yang besar untuk memberi sektor dan bisnis mereka keuntungan bisnis yang sangat dibutuhkan. Contohnya adalah Badan Pusat Statistik, badan statistik nasional Indonesia, menggunakan digital Mobile Positioning Data (MPD) berskala besar untuk meningkatkan sektor pariwisata. 

Dengan mendeteksi telepon seluler yang digunakan oleh pengunjung yang memasuki wilayah Indonesia, sistem MPD menghasilkan data berharga yang dapat digunakan untuk lebih memahami kinerja pasar pariwisata. 

Bank-bank di Indonesia juga melompat ke bandwagon big data dan analytics dalam upaya untuk memahami pelanggan mereka dengan lebih baik dan merespons perubahan dengan lebih cepat. Bank Indonesia, misalnya, melihat big data sebagai kunci untuk mengisi kesenjangan data dan melengkapi gambaran besar bagi pengambilan keputusan strategis. Hal ini akan memilik dampak yang besar dalam mengatasi tantangan bisnis secara lebih efektif. 

Pada 2018, perusahaan akan belajar bagaimana mengelola data secara efektif untuk keuntungan mereka dengan memahami lebih dalam tentang analisis dan wawasan untuk meningkatkan strategi pertumbuhan mereka. 

Data mengalami pertumbuhan eksplosif, dua kali lipat setiap dua tahun seiring dengan bertumbuhnya digitalisasi dalam dunia bisnis dalam segala hal. Tingkat pertumbuhan yang cepat ini dapat dengan mudah menguasai infrastruktur, teknologi, dan manusia, yang mungkin memiliki dampak buruk terhadap data yang ditangani dan diprioritaskan. Karenanya, perusahaan perlu menemukan sumber daya teknologi yang mapan untuk menambang semua data ini untuk dapat menginformasikan dan mendukung perencanaan strategis secara efektif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: