Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Minta Golkar Bandung Bidik Suara Milenial

Airlangga Minta Golkar Bandung Bidik Suara Milenial Kredit Foto: Antara/Biropers-Muchlis
Warta Ekonomi, Bandung -

Potensi generasi muda atau dikenal dengan istilah kaum milenial cukup signifikan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018. Untuk itu, DPD Partai Golkar Kota Bandung menargetkan mampu menambah sekitar 39 ribu suara di kota kembang baik untuk Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) ataupun Pemilihan Gubernur (Pilgub).

Strategi untuk menyasar kaum milenial Kota Bandung sudah lebih dulu dilakukan sebelum Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menggelorakan program 4G sebagai strategi utama partai.‎ Salah satu langkahnya yaitu merombak kepengurusan partai dengan memberikan posisi bagi politisi muda.

Ketua DPD Partai Golkar, H Deden Y Hidayat mengatakan target tersebut  sangat realistis mengingat keberadaan pemilih pemula masih mencair di Kota Bandung. Dari data yang diperolehnya, hanya sebesar 28 persen warga yang sudah menentukan pilihannya sehingga pihaknya akan meraup sebesar-besarnya dukungan dari 72 persen warga yang masih belum menentukan sikap.

"40 persen pengurus Golkar Kota Bandung anak muda, memang sudah berjalan dan sekarang kita juga sedang menyesuaikan ke 4G dan buat Kota Bandung tidak terlalu sulit karena sudah berjalan,"kata Deden kepada wartawan di Bandung, Kamis (26/04/2018).

Dia menyebutkan pada pemilihan legislatif (Pileg) 2014 Golkar Bandung meraih 131.891 suara dan mendapatkan jatah 11,9 persen kursi di DPRD. Untuk Pilwalkot dan Pilgub ini di Kota Bandung target Golkar naik 30 persen dari 2014.

Deden menjelaskan, sesuai arahan dari Airlangga, dia akan mendongkrak percepatan pembangunan termasuk di internal partai dengan menggenjot suara milenial melalui program 4G, yakni optimalisasi perubahan dan kemajuan teknologi berbasis digital.

Selanjutnya, menyiapkan rancangan strategi untuk mengelola kaum milenial yang banyak beraktifitas melalui internet. Namun, tetap tidak meninggalkan langkah konvensional guna memperkuat kader Partai Golkar dari kaum non milenial.

"Strateginya bisa melalui formal atau bisa memberikan ruang kepada generasi muda, sebagai proses pembelajaran, pendewasaan dan kemandirian, dan yang bersifat formal‎ tentu lewat program partai. Media center ada 6 enam program, dan salah staunya adalah di dunia media sosial, memang komunikasi tidak melulu digital tetep ada komunikasi konvensional, karena kondisi real masyarakat," jelas Deden

Program 4G yang diusung oleh pengurus pusat juga menekankan agar partai lebih terbuka bagi kawula muda. Selain itu, proses penerimaan juga lebih adil dengan mempertimbangkan kualifikasi kaun muda yang mampu berbuat banyak di panggung politik.

"4G membuka peluang bagi generasi muda berkompetuisi lebih santun, sering kalau yang tradisional ada 'unsur'‎ lain, dan sekarang ini lebih terbuka dan fair jadi yang akan mengukur kemampuan dari yang bersangkutan, makanya generasi muda persiapkan,‎" tutur Deden

Adapun, Direktur Eksekutif Poldata Indonesia Fajar Arif Budiman mengatakan Golkar kuat karena pemilik sahamnya berasal dari anak-anak muda yang kuat serta berani. Partai Golkar pun sudah merespon hadirnya 86 juta generasi milenial tersebut. 

"Yang bisa memahami milenial adalah milenial itu sendiri. Kaum milenial punya perspektif sendiri soal negara. Dan, Airlangga merupakan sosok yang tepat untuk menjangkau keinginan para milenial ini," ungkap Fajar

Golkar juga sudah berani mengisi para kadernya dari unsur pemuda. "Dan, saya percaya Golkar sudah mampu kembali dan menyesuaikan diri dengan generasi milenial," sambungnya. 

Sedangkan, Dosen dan Peneliti Pusat Studi Reformasi Birokrasi dan Lokal Governance FISIP UNPAD, Yogi Suprayogi Sugandi PhD menerangkan generasi milenial merupakan investasi sosial untuk partai politik. Bahkan, di beberapa negara, investasi sosial ini sudah ditetapkan dan sukses. Seperti di Jerman. Dan, Golkar harus bisa menjaring sebanyak-banyaknya generasi milenial. 

"Salah satu hentakkan yang dihadapi Golkar adalah di tahun 2030 di mana harus ada energi baru yaitu milenial sebagai investasi jangka panjang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: