Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Dorong BI Perkuat Ketahanan Devisa

DPR Dorong BI Perkuat Ketahanan Devisa Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam mendorong Bank Indonesia agar dapat memperkuat ketahanan devisa di tengah nilai mata uang rupiah yang selama beberapa waktu terakhir mengalami pelemahan dibandingkan dengan nilai dolar Amerika Serikat.

"Untuk memperkuat ketahanan devisa, saya mendorong BI agar mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan devisa hasil ekspor (DHE) di-'hold' di dalam negeri," kata Ecky Awal Mucharam dalam rilis di Jakarta, Jumat (27/4/2018).

Selain itu, ujar dia, pemerintah dinilai harus berani membuat klausul hasil devisa untuk kepentingan dalam negeri kepada perusahaan asing pemegang kontrak migas dan minerba.

Sementara untuk menjaga risiko eksposur terhadap volatilitas nilai tukar, lanjutnya, BI perlu melakukan pengaturan terhadap utang luar negeri oleh swasta, agar lebih terkontrol.

Politisi PKS itu berpendapat bahwa Pemerintah dan BI seharusnya fokus bekerja memperkuat fundamental ekonomi agar dapat mengembalikan kepercayaan beragam pemangku kepentingan perekonomian nasional.

Ia juga menginginkan agar fenomena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga jangan hanya sekadar menyalahkan terhadap kondisi eksternal yaitu situasi perekonomian global.

Ecky mendesak agar pemerintah dapat mengoptimalkan peringkat "investment grade" yang diraih tahun 2017, serta memacu pertumbuhan hingga tujuh persen per tahun.

Sebelumnya, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Firman Mochtar mengatakan stabilitas ekonomi yang telah terjalin dengan baik mampu menjaga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Kondisi ini tidak lepas dari pencapaian dalam menjaga stabilitas struktur ekonomi yang semakin baik sehingga mampu menahan rupiah," kata Firman dalam acara diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia 2017 di Semarang, Rabu (25/4).

Firman mengatakan perlemahan mata uang terhadap dolar AS tidak hanya dialami oleh rupiah, namun juga mata uang di berbagai negara berkembang lainnya. Meski demikian, depresiasi rupiah masih lebih rendah daripada sejumlah mata uang lainnya.

Ia meyakini pelemahan rupiah yang tidak terlalu tinggi ini didukung oleh membaiknya struktur ekonomi baik dari pertumbuhan ekonomi, inflasi maupun neraca transaksi berjalan sehingga secara natural mampu menahan terjadinya gejolak lebih dalam.

Selama ini bank sentral juga telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga kurs tetap terkendali dan tekanan tetap rendah, salah satunya dengan mewajibkan penggunaan mata uang rupiah dalam setiap transaksi di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: