Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korsel Copot Pengeras Suara di Perbatasan Kedua Korea

Korsel Copot Pengeras Suara di Perbatasan Kedua Korea Kredit Foto: AP/Korea Summit Press Pool
Warta Ekonomi, Seoul -

Dalam langkah-langkah kecil awal menuju rekonsiliasi, pihak Korea Selatan menyatakan pada hari Senin (30/4/2018) akan mencopot pengeras suara yang mengobarkan propaganda di seberang perbatasan antar Korea, sementara Korea Utara mengatakan akan menggeser zona waktunya untuk menyelaraskan dengan tetangga selatannya.

Langkah itu dilakukan setelah pertemuan bersejarah pada Jumat pekan lalu di mana Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan pemimpin Utara Kim Jong Un setuju untuk mengakhiri permusuhan dan bekerja menuju denuklirisasi dari Semenanjung Korea.

Korea Selatan mematikan pengeras suara yang menyiarkan campuran berita, lagu-lagu pop Korea dan kritik terhadap rezim Korea Utara sebagai isyarat niat baik menjelang KTT. Korea Utara akan mulai mencopot loudspeaker di sekitar perbatasan pada hari Selasa (1/4/2018).

"Kami melihat ini sebagai langkah awal termudah untuk membangun kepercayaan militer," tutur juru bicara kementerian pertahanan Korea Selatan, Choi Hyun-soo, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (30/4/2018).

"Kami mengharapkan implementasi Korea Utara," tambahnya.

Hasil positif KTT telah meningkatkan kepercayaan Korea Selatan di Korea Utara, sebuah jajak pendapat yang dilakukan Senin, meskipun deklarasi akhir pertemuan itu meninggalkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab, terutama apa arti "denuklirisasi" atau bagaimana itu akan tercapai.

Sekarang banyak yang bergantung pada pertemuan puncak mendatang antara Kim dengan Presiden AS Donald Trump, yang diprediksikan pertemuan itu bisa terjadi selama tiga hingga empat Minggu ke depan.

Setiap kesepakatan dengan Amerika Serikat akan mengharuskan Korea Utara menunjukkan langkah pasti untuk menghentikan program senjata nuklirnya, pungkas Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Minggu.

Sebuah kebingungan diplomasi sedang berlangsung menjelang pertemuan itu, dengan China mengatakan akan mengirim diplomat tinggi pemerintah, Wang Yi, untuk mengunjungi Korea Utara pada Rabu dan Kamis pekan ini. China adalah sekutu utama Korea Utara.

Dan selama akhir pekan, kepala mata-mata Korea Selatan mengunjungi Tokyo untuk memberi penjelasan singkat kepada Perdana Menteri Shinzo Abe.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: