Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggarkan Capex Rp4 T, Semen Indonesia Bakal Masuki Bisnis Hilir

Anggarkan Capex Rp4 T, Semen Indonesia Bakal Masuki Bisnis Hilir Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) sepanjang tahun ini hanya menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp4 triliun. Padahal, pada tahun lalu capex Perusahaan mencapai Rp6 triliun. 

Direktur Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Doddy Sulasmono Diniawan mengungkapkan bahwa tahun ini Perseroan tidak akan seagresif tahun-tahun sebelumnya.

"Kita tak seagresif sebelumya untuk capex. Meski ruang cukup besar, tapi kita tidak mau tidak pikirkan pemegang saham dengan pinjam sesuatu yang banyak. Kita harap dengan pinjam bisa beri income ke perusahaan," katanya di Jakarta, Senin (30/4/2018). 

Dari capex Rp4 triliun, sebesar Rp1 triliun merupakan carry over tahun lalu. Sementara dana Rp3 triliun untuk investasi baru. Adapun pada tiga bulan pertama tahun ini perseroan baru menggunakan capex sebesar Rp300 miliar.

"Biasanya capex semester dua lumayan, kita yang besar untuk operation Rp1 triliun tahun ini," jelasnya. 

Perseroan pada tahun ini pun bakal mencoba untuk masuk ke produk-produk hilir. Semen Indonesia, lanjut Doddy, akan membentuk anak-anak usaha untuk menggarap produk-produk hilir dengan menginvestasikan dana Rp200 miliar dari capex. Pasalnya, pihaknya meyakini jika ke depan masyarakat bakal meninggalkan semen. Hal tersebut akan mulai dijalankan Perseroan pada semester dua tahun ini. 

"Kita coba produk lebih hilir dari semen, sepeti baja ringan dan mortar. Ke depan kita yakin masyarakat akan tinggalkan semen. Mortar itu lebih sederhana, enggak pake beli pasir lagi. Jadi, ini blueprint yang harus dibuat. Jadi, ke depan saya yakin enggak main semen. Tapi, replace semen yang 60 juta ton ini bakal panjang. Mulainya tahun ini, tapi investasi enggak besar," jelasnya. 

Menurutnya, keputusan tersebut diambil melihat semakin ketatnya pasar semen di Tanah Air sehingga Perseroan perlu menelurkan strategi baru, guna mempertahankan posisinya. 

"Industri itu oversubscribed. Kita lagi cari strategi agar perusahaan bisa suistain meski industri goyang. Jadi, kita coba masuki ke hilir," imbuhnya. 

Selain itu, perseroan juga bakal melakukan efisiensi pada sistem distribusinya yang selama ini cukup mebebankan. Hal ini karena Perseroan melihat bahwa itu menjadi solusi kondisi industri semen saat ini. 

"Jadi, kita coba lihat lagi. Itu dari mana yang dekat untuk kirim semen. Kita buat peta lagi. Karena kalau main harga, itu susah. Kalau kita naikin yang lain, belum tentu. Masyarakat kan lihat perbedaan harga. Kalau beda Rp5.000 aja mereka pakai yang lain," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: