Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Kembangkan PLTN Terapung

Rusia Kembangkan PLTN Terapung Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Rusia telah dikembangkan untuk dapat dioperasikan secara terapung di kawasan lautan.

Direktur Konstruksi dan Operasi PLTN Thermal Terapung Rusia Vitaly Trutnev yang merupakan anak perusahaan Rosatom, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (30/4/2018), mengatakan capaian ini adalah tonggak penting untuk proyek industri nuklir di dunia.

PLTN terapung akan memungkinkan listrik dan pasokan panas ke daerah-daerah terpencil yang mendorong pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.

Dia menambahkan, PLTN terapung ini memiliki sistem keamanan dan keselamatan paling canggih dan diharapkan menjadi salah satu instalasi nuklir teraman di dunia.

Semua pekerjaan konstruksi yang diperlukan untuk menciptakan infrastruktur di pantai sedang berlangsung di Pevek.

Dermaga, struktur teknik hidrolik dan bangunan lainnya yang penting untuk penambatan unit tenaga listrik terapung dan pengoperasian PLTN terapung akan siap digunakan pada kedatangan Akademik Lomonosov.

Proses pengembangan PLTN terapung ini memerlukan beragam cara untuk mengatasi persoalan yang sulit terkait pengoperasiannya, termasuk mencari perhitungan untuk mencegah PLTN terapung ini terkena dampak dari beberapa kejadian alam seperti beban sesmik, gelombang tsunami, dan beban es.

Teknologi yang diciptakan ini tidak hanya dirancang ramah lingkungan, namun juga dirancang sesuai dengan standar keamanan yang sudah disyaratkan.

Pada musim panas 2019, saat reaktor telah diisi bahan bakar dan seluruh awak kapal siap, Akademik Lomonosov akan ditarik ke Pelabuhan Pevek.

Akademik Lomonosov akan menggantikan PLTN Bilibino dan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (PLTB) Chaunsk yang keduanya sudah usang. Penggantian tenaga listrik ini diyakini bisa mengurangi emisi karbon hingga 50.000 ton per tahun.

Unit tenaga nuklir terapung ini bisa beroperasi hingga 40 tahun dengan kemungkinan diperpanjang hingga 50 tahun. Setelah dihentikan pengoperasiannya, unit ini akan ditarik ke fasilitas dekonstruksi dan daur ulang khusus.

Rosatom sudah mulai bekerja untuk unit tenaga nuklir terapung generasi kedua, atau unit tenaga nuklir terapung yang dioptimasi, yang akan dilengkapi dengan dua reaktor RITM-200M (masing-masing dengan kapasitas 50 MW). Selain memiliki kapasitas daya yang lebih besar, unit yang dioptimasi ini akan lebih kecil dari pendahulunya.

PLTN terapung dirancang untuk memasok listrik ke daerah-daerah yang sulit dijangkau dari Federasi Rusia, terlepas dari infrastruktur transportasi, lanskap, dan biaya pengiriman bahan bakar.

Sebesar 40 persen dari biaya pembangkit listrik berbahan bakar fosil dikaitkan dengan harga batu bara, minyak atau gas, serta biaya pengirimannya. Angka ini bahkan lebih tinggi untuk lokasi-lokasi terpencil.

Sementara itu, ukuran kecil, ringan, dan biaya tetap PLTN terapung menghilangkan banyak tantangan tersebut.

Reaktor nuklir kecil ini dapat beroperasi tanpa henti tanpa perlu mengisi bahan bakar selama tiga hingga lima tahun, sehingga sangat mengurangi biaya pembangkitan listrik. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: