Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia-Ceko Jajaki Kerja Sama di Sektor Industri Pertahanan

Indonesia-Ceko Jajaki Kerja Sama di Sektor Industri Pertahanan Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia dan Ceko siap melakukan kerja sama bilateral untuk penguatan di industri pertahanan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pengembangan di industri pertahanan dapat memacu sektor terkait lainnya seperti industri komponen, industri baja dari hulu sampai hilir, termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi.

Menurut Airlangga, kedua negara memiliki potensi besar untuk menjalin hubungan yang lebih erat, terutama di sektor industri. Untuk industri pertahanan, khususnya di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista), Indonesia sudah memiliki prospek pasar dan daya saing cukup baik.

Ia mencontohkan PT Pindad (Persero) yang telah mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan, dan amunisi.

"Penguatan daya saing alutsista pertahanan nasional semakin dipacu melalui kegiatan penelitian, pengembangan, dan rekayasa yang dilakukan kerja sama antara Kementerian Perindustrian dengan Tentara Nasional Indonesia," kata Airlangga seusai mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Ceko Martin Tlapa, Senin (30/4/2018) waktu setempat.

Ia mengungkapkan bahwa Ceko juga memandang Indonesia menjadi mitra yang penting karena letaknya sangat strategis dengan jumlah penduduk yang besar sehingga memainkan peranan penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara khususnya serta Asia Pasifik pada umumnya.

"Di samping itu, Ceko melihat Indonesia berperan aktif dalam kerja sama regional seperti ASEAN, APEC, dan ASEM," tuturnya.

Sementara menurut pandangan Indonesia, Ceko juga berperan penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Eropa Tengah.

"Selain industri pertahanan, sektor lainnya yang potensial untuk disinergikan antara lain industri gelas dan keramik serta industri pesawat terbang," paparnya.

Kemenperin mencatat Ceko merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina, dan Polandia. Selama 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai US$34,35 juta. Sementara periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai US$499,5 ribu untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: