Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MPR: Kontestasi Politik Harus Adu Gagasan, Jangan Kotak-Kotak

MPR: Kontestasi Politik Harus Adu Gagasan, Jangan Kotak-Kotak Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua MPR RI Zulkifli menilai kontestasi politik Indonesia harus beradu konsep dan gagasan antar kandidat, bukan mengkotak-kotakan masyarakat namun harus memperkuat persatuan dan kesatuan.

"Tokoh-tokoh ini kami ajak untuk mendorong agar kontestasi politik di Indonesia ini berkualitas dengan mengedepankan adu konsep, gagasan dan bukan mengkotak-kotakan merah putih," kata Zulkifli usai menerima kunjungan mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Dia mengatakan kontestasi politik seperti Pilkada 2018, Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden 2019 merupakan kontestasi antar anak bangsa karena itu masyarakat jangan sampai terpecah belah.

Menurut dia, kita sebagai bangsa Indonesia boleh berbeda dukungan dan beda pilihan politik namun merah putih masih tetap sama.

"Saya sebagai Ketua MPR benar-benar menginginkan jangan sampai publik pecah jadi dua dalam kontestasi politik," ujarnya.

Rizal Ramli menilai selama ini kompetisi politik di Indonesia modalnya hanya pencitraan bukan sebagai ajang adu konsep dan gagasan bagaimana memajukan Indonesia kedepan.

Karena itu dirinya meyakini apabila para pendiri bangsa seperti Soekarno, M. Hatta, Sutan Sjahrir, dan Agus Salim tidak akan menang apabila mengikuti kompetisi politik hari ini yang hanya mengutamakan pencitraan.

"Mereka pasti kalah karena tidak bisa pencitraan namun mereka memiliki gagasan besar untuk Indonesia. Saat itu kompetisinya adalah gagasan, bagaimana mendorong Indonesia merdeka sehingga mereka menyumbangkan gagasannya," katanya.

Rizal menilai kalau Indonesia tenggelam dalam politik pencitraan maka akan sulit menjadi bangsa yang besar karena itu dirinya ingin mengubah "permainan" yaitu bukan mengutamakan pencitraan namun kompetisi gagasan, visi, karakter, dan rekam jejak.

Dia mengatakan kalau hanya pencitraan maka rakyat dimainkan emosinya sehingga dikhawatirkan masyarakat terbelah karena masyarakat ingin Indonesia maju dan makmur.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: