Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Minimarket Jadi Tempat Berbelanja yang Nyaman

Minimarket Jadi Tempat Berbelanja yang Nyaman Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minimarket menunjukkan angka pertumbuhan yang paling signifikan pada sektor FMCG di wilayah Asia, dengan membawa kenyamanan dan kegiatan komunitas sebagai kunci pertumbuhan. Lewat format toko yang lebih kecil, minimarket menjembatani kesenjangan antara perdagangan modern dan tradisional, serta berfungsi sebagai penghubung komunitas di mana pembeli dapat membayar tagihan listrik, membeli tiket perjalanan, konser, maupun untuk pertemuan sosial. 

Mayoritas minimarket mampu menunjukkan pertumbuhan yang kuat, melampaui format toko yang lebih besar. Di Indonesia, Alfamart menunjukkan salah satu praktik terbaik dalam aspek ini, dengan mengusung gerakan “Toko Komunitas Sejati” (True Community Store) yang juga mendukung operasional perdagangan tradisional yang ada serta usaha kecil sebagai mitra distribusi. 

Ryan Alfons Kaloh, Direktur Pemasaran Alfamart Indonesia, menkonfirmasi bahwa kemitraan distribusi Alfamart dengan UKM lokal memiliki peranan penting dalam hal ini. Menurutnya semua itu merupakan bagian dari kontribusi kami pada komunitas yang lebih sehat. 

"Kami selalu mengupayakan hubungan yang lebih dekat dengan produsen merek serta pemasok. Hubungan yang dekat ini turut membantu kami dalam melaksanakan promosi bundling dengan produk-produk dari berbagai kategori, dan kami tergerak untuk berbagi pemahaman mengenai dinamika konsumen serta afinitas pembelanjaan berdasarkan data yang kami miliki untuk membantu menciptakan promosi tersebut,” tutur Ryan.

Alfamart bukan hanya toko serba ada biasa, namun juga merupakan tempat dimana konsumen datang untuk membeli tiket perjalanan atau melakukan pembayaran pinjaman maupun tagihan. Beberapa gerai Alfamart juga menyediakan ruang komunitas Albi Home yang berlokasi di lantai atas toko utama, yaitu balai pertemuan sosial gratis yang dilengkapi dengan perangkat digital serta dapat dipesan untuk acara dan digunakan oleh merek-merek untuk melakukan aktivitas pemasaran dan program edukatif. 

Dengan meningkatnya penetrasi ponsel pintar di sebagian besar pasar Asia, gambaran yang semakin kompleks muncul ketika berbicara tentang bagaimana konsumen mengintegrasikan pengalaman belanja online dan offline mereka. Pilihan antara mengunjungi toko dan membeli melalui internet bukanlah hal yang saling eksklusif. Peritel Asia menemukan cara-cara baru untuk menciptakan pengalaman berbelanja melalui teknologi-dan ini adalah salah satu fitur yang paling menarik dari pasar FMCG di wilayah Asia. 

Di Indonesia, Alfamart memanfaatkan fasilitas mobile channel untuk pemesanan berbasis aplikasi melalui model click-and-collect yang mengajak pembeli untuk memesan secara online sebelum mengambil barang mereka di dalam toko. Lewat fitur ini juga, Alfamart memberikan promosi reguler yang didukung dengan geo-targetting dan dilakukan secara masif. 

“Sebagian besar pembeli kami berusia di bawah 30 tahun, dan ini membuat pengintegrasian digital ke dalam proses berbelanja pelanggan kami sangat penting. Aktivasi digital adalah bidang inovasi yang penting untuk promosi kami. Program voucher digital kami pada Instant Messaging LINE dan platform digital lainnya menghasilkan lebih dari 30 juta transaksi tahun lalu," jelas Ryan.

Venu Madhav, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, juga menegaskan bahwa saluran ritel modern seharusnya berperan sebagai komplemen dari e-commerce atau platform online lainnya. Saluran ritel modern seharusnya tidak merasa terancam oleh munculnya ritel online atau melihat ritel online sebagai pesaing. 

"Seharusnya, melalui program yang tepat, saluran online dapat menjadi elemen pelengkap bagi toko konvensional untuk menambah nilai bagi pelanggannya,” kata Venu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: